Pedagang Sayur Temukan Dompet Berisi Kartu ATM dan PIN, Berujung Kasus Pidana, Sebuah Pelajaran Hidup... Sepahit Apapun Jangan Ikutan JAHAT

Jangan kita ikut jahat juga....

Yusran, pedagang sayur, nemu dompet. Dan di sana ada secarik kertas nomor PIN juga, karena boleh jadi pemilik dompet sering lupa, jadi dia catat. Nah, Yusran saat lihat dompet, ada ATM, ada PIN, bukannya bergegas dia cari pemiliknya, dia pakai deh. Dia ambil 20 juta, lantas dia beli 2 HP, gelang emas, dll, benar-benar dia nikmati duit tsb. 

Apakah yg dilakukan Yusran salah? Yes! Mau hancur lebur seluruh alam semesta, Yusran telah mencuri. Titik final. Tidak ada tapi, tapi, tapi.

Inilah sebenarnya salah-satu momen hikmah. Jika Yusran memilih bergegas mencari pemilik dompet, mengembalikannya. Dia bisa menggapai momen tsb. Sayangnya, dia malah tergoda jahat. 

Di dunia ini, memang betul ada fakta yg korupsi trilyunan, dihukum ringan. Ada yang membunuh, merampok, malah bisa menghindar dari hukuman. Ada yang mengambil harta, tanah orang lain dgn cara sangat batil, tapi dia malah tertawa bebas-bebas saja. 

Sementara dompet ini tergeletak begitu saja, bukan keinginan Yusran kenapa dia harus yg menemukannya. Tapi, sungguh demi wahai zat yang maha kuasa, Yusran punya momen utk menjadi orang baiknya, tapi dia malah memilih jahat. 

Setidak adil apapun dunia ini, setinggi apapun ngeles, argumen kita, tetaplah jangan jadi orang jahatnya. Pun jangan membela hal-hal jahat. Dalam perkara nemu dompet ini, jangan menukar kemuliaan hidup kita.

Orang lain jahat, mereka kok tidak dihukum, aparat yg seharusnya menghukum, kok malah ikutan main mata, maka biarlah Tuhan kelak yang mengurusnya. Itu boleh jadi di luar kekuasaan kita. Tapi diri kita sendiri, kita berkuasa penuh menentukan pilihannya. Memakai prinsip-prinsip terbaik.

Dan inilah indahnya prinsip-prinsip terbaik. Bahkan saat menemukan dompet pun kita dilarang menjarah isinya, apalagi di saat kesempatan mencuri, merampok. Lebih terlarang lagi. 

Sungguh beruntung orang yang memegang gagah prinsip-prinsip terbaik ini. Kepotong tangannya, dia pegang dgn kaki. Lepas kakinya, dia pegang dgn gigi. Rontok semua gigi, dia pegang dgn apapun yg tersisa.

Dan apa sumber prinsip-prinsip terbaik itu? Ajaran agama. Tidak usah jauh-jauh mencarinya.

*Btw, sbg tambahan kasus ini berakhir damai. Saya posting begini, agar jadi pelajaran bagi siapapun. Dalam setiap kesempatan, setiap hari hidup di dunia ini, jangan kita ikut jahat juga.

(By Tere Liye)

Baca juga :