[PORTAL-ISLAM.ID] Dosen dan pengamat politik Ubedilah Badrun mengakui kabar bahwa dirinya dicopot dari koordinator program studi (prodi) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Ubed, sapaan akrabnya, menyatakan pencopotan dirinya tanpa ada penjelasan.
"Tanpa penjelasan dari Rektor. Biasanya ada SK pemberhentian dan pengangkatan dengan alasan dalam klausul pertimbangan dan seterusnya," kata Ubed kepada iNews Media Group, Sabtu (1/2/2025).
Terkait pencopotan dirinya, Ubed meminta kementerian terkait untuk melakukan monitoring atau evaluasi terhadap pola manajemen dan pengambilan keputusan di banyak Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
"Jika tidak dilakukan, ini bisa menjadi 'bom waktu'. Cukup saya yang terakhir menjadi korban. Kegelisahan kolektif di banyak universitas sedang terjadi," ujarnya.
Menurut Ubed, pola kebijakan atas nama otoritas rektor berpotensi besar terjadinya nepotisme yang membuat kampus tidak sehat dan sangat politis.
Laporkan Jokowi dan Keluarga ke KPK
Diketahui, Ubedilah Badrun dikenal juga sebagai seorang aktivis yang kritis.
Dia bersama sejumlah Aktivis 98 terus mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang dilakukan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya.
Desakan itu mereka lakukan dengan mendatangi Gedung KPK, pada Selasa (7/1/2025).
SETARA Institute menduga penyebab pencopotan Ubedilah Badrun dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) disebabkan karena aktivis 98 itu kerap menyoroti dugaan korupsi Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya.
“Aktivisme Ubeid yang berulang kali menyasar dugaan korupsi dan nepotisme keluarga Jokowi diduga menjadi salah satu pemicu utama pencopotannya yang tidak lazim,” kata Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi dalam keterangan tertulis, pada Senin, 3 Januari 2025.
Menurut dia, sekalipun rektor memiliki wewenang melakukan pencopotan jabatan, tidak ada alasan kuat yang bisa diterima atas penangguhan dari posisi itu. Alasannya, Hendardi berkeyakinan Ubedilah memiliki kinerja baik juga membubuhkan sejumlah prestasi bagi program studi yang dipimpinnya.
Hendardi menuding tindakan Rektor UNJ itu sebagai bentuk pembungkaman pasif terhadap akademisi dan aktivis. Ia menilai para rektor dijadikan sebagai tangan kekuasaan pada rezim Jokowi. “Menjadi cara melemahkan perlawanan, kritisisme dan aktivisme yang dipraktikkan Jokowi saat menjabat.”
Menteri Dikti Bungkam
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro saat ditanya soal pencopotan Ubed cuma bungkam. Menteri Dikti Saintek ini juga bermasalah, kemarin didemo anak buahnya gara-gara main pecat.
Mayoritas Menteri-menteri Prabowo pada gak beres.
[VIDEO]
Menteri Saintek bungkam saat ditanya soal pencopotan pak Ubedillah Badrun..
— Maudy Asmara (@Mdy_Asmara1701) February 4, 2025
🤦♀️ pic.twitter.com/l0v5gTNq5U
Oh ternyata menteri saintek sudah tua ternyata budeg juga, orang kaya gini kok diangkat menteri?pasti orangnya mulyono yg di titipkan ke prabowo, wo @prabowo sebenernya lo itu presiden atau badut wo? Menteri kaya badut gini dijadikan menteri, lo seleksi dan test dulu ga si wo?
— ~ (@yoloboxandrew1) February 4, 2025