Ibnu Hajar jika berada di masjid menyembunyikan tasbihnya di lengan bajunya, agar tak ada orang yang melihat

"Al Hafidz Ibnu Hajar jika berada di masjid menyembunyikan tasbihnya di lengan bajunya, agar tak ada orang yang melihat tasbih tersebut. Terkadang tasbih tersebut jatuh dari lengan bajunya seketika beliau cemas dengan itu"

[Al-Hafidz As-Sakhawi dalam Al-Jawahir wad Durar]

________________

Para pendahulu kita yg sholih benar² berjuang untuk merahasiakan amalnya, bahkan juga merahasiakan hal-hal yg mengundang orang mengira bahwa mereka akan atau sudah beramal, sekeras upaya mereka untuk beramal itu sendiri. Mereka berusaha untuk menutup rapat-rapat kesholehannya dari indra manusia.

Dan mungkin, justru karena itulah, jika sesekali amal mereka ditampilkan Allah tanpa mereka inginkan, manusia langsung tersentuh, tergerak dan terpengaruh.

Pada suatu hari, Imam Muhammad bin Wasi' sedang membacakan hadits Rasulillah Shallallahu alaihi wasallam dan menjelaskannya kepada murid² beliau. Saat itulah, tangisnya nyaris pecah, beliau kemudian sejenak berpaling ke arah samping, beliau jauhkan wajahnya dari pandangan para muridnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara menyesap udara ke hidung dan beliau pun menghadap kembali ke arah para muridnya. "Sesungguhnya sakit pilek itu," ujar beliau sambil tersenyum, "terasa berat bagi orang tua".

Masya Allah. Hatta, tangis keharuannya karena Allah dan Rasul-Nya amat ingin dia sembunyikan dengan kalimat yg tak berhubungan dengan kejadian, tak berdusta, tapi seakan menjadi pembenar isaknya. Itu dimaksudkan agar para hadirin mengira, isaknya adalah sakit pilek. Padahal beliau tidak pilek.

Semoga Allah menjaga hati kita.

Sungguh, goda-goda untuk memuliakan diri di hadapan manusia dengan amal-amal kita, terus dihembuskan oleh hawa dan dinyalakan oleh syaithon. Amat besar gelora dalam dada agar amal dilihat, didengar, dan dikisahkan. Amat besar dalam hati agar diri ditakjubi, dan dianggap tinggi.

Jika mata melihat ketakjuban, telinga mendengar pujian, dan diri menangkap rasa hormat, siapakah manusia di zaman ini yg akan tahan?

(Amru Hamdany)

Baca juga :