"Ismail Haniyeh pergi ke Turki, Qatar dan Mesir dan semuanya baik-baik saja, tetapi ketika dia pergi ke Iran dia terbunuh!"

Menanggapi 7 klaim tidak masuk akal yang tersebar di media sosial

By @Rydro313*

"Ismael Haniyeh pergi ke Turki, Qatar, dan Mesir, semuanya baik-baik saja, tetapi ketika dia pergi ke Iran, dia terbunuh!"

⚠️ Pertama-tama: Ini bukan pertama kalinya Ismail Haniyeh pergi ke Iran. Jika Anda sangat peduli, pastikan negara Anda setidaknya menyambutnya, bantu mendanai pergerakannya dan tawarkan dia tempat tinggal di negara mereka seperti bagaimana negara Anda menawarkan perlindungan dan tempat tinggal bagi tentara Amerika.

⚠️ Kedua: Qatar, Turki dan Mesir semuanya mempunyai pangkalan AS, jika mereka ingin membunuhnya di sana mereka bisa dengan mudah melakukannya. Bukan masalah musuh bisa melakukan itu atau tidak, yang penting adalah bagaimana hal itu (pembunuhan) berguna atau tidak.

⚠️ Ketiga: Pembunuhan terhadap pemimpin Hamas (Sunni) di Iran akan lebih berguna untuk menciptakan propaganda dan mengobarkan perselisihan antara Syiah dan Sunni untuk menjual narasi bahwa Iran adalah musuh Arab dan Sunni. Padahal Israel lah yang membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina dalam 10 bulan.

⚠️ Keempat: Terjadi pembunuhan terhadap pemimpin besar Hamas pada tahun 2010 di UAE, Dubai. Lantas kenapa tidak terjadi kemarahan? Apakah orang-orang yang “menolak” ini mengatakan bahwa Sunni dan Arab tidak bisa dipercaya? Dan ini (pembunuhan pemimpin Hams di UEA) terjadi jauh sebelum mereka melakukan normalisasi dengan Israel.

⚠️ Kelima: Beberapa orang yang sangat bodoh mengatakan di media sosial: "mengapa mereka membunuh Ismael Hanniyeh tetapi Sayyed Nasrallah tidak? "... Kamu waras? Pada hari yang sama, musuh membunuh salah satu komandan besar Hizbullah, Sayyid Mohsen. Musuh tidak peduli dengan sekte (Sunni-Syiah) tersebut, jika Anda menentang zionisme dan berani melawannya, Anda akan menjadi sasaran mereka.

⚠️ Keenam: Kenapa Iran tidak bisa melindungi pemimpin besar? Iran, pada 1989 Mohammad Ali Rajaai, yang memenangkan pemilu dan menjabat sebagai presiden hanya selama 28 hari sebelum dia dibunuh oleh Munafiqeen Al-Khalq yang didukung Barat. Pada tahun yang sama mereka juga mencoba membunuh Ayatollah Sayyed Ali Khamenei. Apa yang kita pahami dari hal itu? Memilih untuk melawan negara adidaya global, kita harus yakin bahwa kemartiran (kesyahidan) bisa terjadi dalam sekejap mata, apa pun posisinya. Semua orang tahu risiko ini, tetapi memilih untuk melanjutkan jalan ini dan memilih untuk tidak menyerah. 

⚠️ Ketujuh, ada yang bicara tentang kurangnya perlindungan Iran, tapi langsung lupa siapa sebenarnya yang melindungi Israel saat Iran melakukan pembalasan. Dan coba tebak siapa yang akan melindungi mereka lagi?

Ingin memainkan peran sektarian dan menyalahkan Syiah, lihatlah sekte dan etnis mereka yang membela Israel saat itu. Di manakah upaya mereka (Negara Sunni) membantu perlawanan (Hamas)? Mengapa kita tidak melihatnya?

*THREAD 👇👇
Baca juga :