Tahukah Anda bahwa Tuduhan Islam Menghancurkan Majapahit berasal dari "Babak Kadhiri" yang ditulis atas perintah Belanda dari wawancara Iblis bernama Buta Lochaya

[PORTAL-ISLAM.ID]  Salah satu narasi umum yang digembar gemborkan kalangan Rahayu itu kalau Majapahit itu runtuh diserbu oleh Raden Patah, Anak raja Majapahit Brawijaya V, artinya selain Islam dianggap sebagai penghancur kerajaan Majapahit juga dianggap adalah  durhaka karena Anak memberontak ke Bapak. Begitulah narasi singkatnya.

Sumber sebenarnya berasal dari Serat Babad Kadhiri, suatu babad yang ditulis atas perintah Kolonial Belanda, dengan pak Sondong sebagai mediator kemudian kerasukan Iblis bernama Buto Lochaya. Buto Lochaya inilah yang kemudian menjelaskan peristiwa runtuhnya majapahit yang mengambinghitamkan Islam-Demak. Berikut teksnya:

“Pak Sondong yang masih KERASUKAN Buto Lochaya meneruskan penjelasannya: “Kerajaan Majapahit runtuh sebab diserbu Raden Patah. Raden Patah kemudian menjadi raja Demak. Pada masanya semua orang diganggu dan disita seluruh kekayaanya, harta benda dirampas, candi-candi dan patung dihancurkan. Semua buku agama berisi ajaran Budah dibakar. Orang yang mau memeluk Islam dimuliakan, mereka diberi gelar Kyai Ageng. Diberi tanah dan dimerdekakan. Karena itu banyak orang takluk dan memeluk agama Rasul, agama Budha tidak terpakai. Sang Prabu (Raja) sedang mabuk Kulhu (Qs: al-Iklas) kenyang doa dan shalawat….

KETERANGAN DAN PENJELASAN SAYA (Buto Lochaya) adalah yang paling benar karena menyaksikan sendiri.” (Mas Ngabehi Purbawidjaja dan Mas Ngabei Mangunwidjaja, Serat Babad Kendhiri, hlm 61-62)

Mas Aji Ramawidi menjelaskan bahwa sumber inilah yang kelak menurunkan informasi yang salah kaprah. “Bisakah hasil wawancara dengan jin seperti ini dijadikan sebagai rujukan karya ilmiah?”. Tegasnya.

Sumber-sumber yang digunakan oleh kalangan Rahayu sebenarnya fiktif, hanya didasarkan pada kesaksian orang kesurupan, dan sumber yang ditulis ratusan tahun berikutnya setelah peristiwa terjadi seperti Babad Tanah Jawi, Serat Kandha dan Dharmogandul yang bernuansa sangat-sangat anti Islam.

Juga sejarawan senior, Selamet Mulyana dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam mendukung teori ini berdasarkan resume Residen Poortman yang menyadur dari kronik-kronik Cina Tuan ku Rao dari Kelenteng Sampo Kong. Tapi teori ini dibantah habis oleh Buya Hamka dalam bukunya Fakta dan Khayal Tuanku Rao. Sejarawan NU, Agus Sunyoto menelusuri dan berkesimpulan bahwa nggak ada satupun residen bernama Poortman. Maka kemudian jadi tanda tanya, lantas sumber apa yang dipakai oleh Parlindungan yang dikutip oleh Benedictus Slamet Mulayana ?

Kemudian hari, Slamet Mulayana menarik pendapatnya dengan menerbitkan buku berjudul Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Bukunya ini merevisi pendapat-pendapat sebelumnya, namun Mas Aji Ramawidi, cukup menyayangkan, meskipun Slamet Mulyana sudah merevisi pendapat-pendapatnya terdahulu, buku terbarunya kurang populer dibanding buku pertamanya yang kontroversial. 

Jadi wacana yang menyatakan Raden Patah dianggap anak durhaka dan tak tahu balas budi , merupakan wacana yang tidak valid. Lantas siapa ikut serta dalam menghancurkan majapahit? 

👉Selengkapnya Tulisan ini bisa dibaca lengkap dalam buku “1478 Runtuhnya Majapahit dan Berdirinya Blambangan, Aji Ramawidi. https://balambangan.id/kapan-majapahit-runtuh/

Baca juga :