Sejarah mencatat: Keruntuhan Negara, bahkan Imperium Besar dimulai dari munculnya PEMIMPIN KEKANAKAN.
Oleh karenanya Nabi SAW mewanti-wanti dengan mengajarkan do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ إِمَارَةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاءِ
“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.” (HR. Bukhari dalam Shahih Adabul Mufrad)
Inilah do’a yang kita dapati tuntunannya dalam Adabul Mufrad, yakni salah kumpulan hadis riwayat Imam Bukhari di luar kumpulan hadis shahihnya yang masyhur: Al-Jami’ Ash-Shahih atau populer dengan sebutan Shahih Bukhari.
Di satu sisi ia adalah do’a, di sisi lain ada pelajaran besar yang patut kita renungkan dan karena itu kita perlu berlindung darinya. Pelajaran apakah itu? Bahwa yang menjadi pemimpin bagi suatu kelompok, wilayah atau bangsa tidaklah pasti orang yang mumpuni dan memiliki kedewasaan berpikir yang sangat matang.
Sangat mungkin terjadi seseorang menjadi pemimpin bagi suatu kaum atau wilayah, padahal ia kekanak-kanakan sifatnya, tidak pula matang pikiran maupun pribadinya.
Sebagaimana sangat mungkin pula seseorang yang tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, bodoh pula, menjadi pemimpin suatu masyarakat. Ia tidak mampu mengambil kebijakan sendiri secara matang dan membawa maslahat, ceroboh dalam bertindak, tetapi mengelak dari tanggung-jawab atas berbagai keputusannya yang salah. Ini terjadi ketika sifat kekanak-kanakan dan kebodohan berkumpul menjadi satu pada diri seorang pemimpin.
Karena itu kita memohon dijauhkan dari yang pemimpin yang seperti itu. Bukan malah dipilih.
Na'udzubillah min dzalik.
👇👇
Keruntuhan negara,
— Mulyanto (@pakmul63) July 18, 2024
bahkan imperium besar
dimulai dari munculnya PEMIMPIN KEKANAKAN.
Sejarah terus berulang. pic.twitter.com/W2pdj5wJ1u