PEMERINTAH JANGAN LAMA-LAMA BODOHNYA!
By Azwar Siregar
Dulu Perusahaan tempat saya bekerja pusatnya untuk Asia Pacific juga berkantor di Singapura. Padahal, sekali lagi padahal, barang yang kami jual tidak ada dipasarkan di Singapura!
Kemudian saya membaca berita banyak Perusahaan-perusahaan Sawit dengan ratusan ribu bahkan jutaan hektar lahannya di Negara kita membangun Kantor Pusatnya di Singapura.
Demikian juga dengan Perusahaan-perusahaan Tambang yang menyedot habis kekayaan Negara kita. Kantor Pusatnya malah di Singapura.
Makanya Singapura itu jadi Negara Makmur padahal tidak memiliki Sumber Daya Alam apa-apa. Air saja masih tergantung dengan kiriman dari Malaysia.
Saya baca dari Berita, rata-rata alasan Perusahaan-perusahaan tersebut karena "Kualitas Kota". Singapura membuat wilayahnya menjadi Kota yang menyenangkan dan menenangkan untuk menjadi tempat tinggal dan tempat berbisnis.
Walaupun cuma beberapa kali ke Singapura, saya akui Kotanya memang tertata, modern, rapi, bersih dan taat aturan.
Khusus poin terakhir, bahkan orang Indonesia yang terkenal ugal-ugalan sekalipun kalau sudah di Singapura ikut-ikutan jadi disiplin dan kembali beradab. Misalnya tidak berani merokok dan meludah sembarangan.
Coba Pemerintah kita membuat satu Kota mirip Singapura di Indonesia. Kota Pusat Bisnis yang Rapi, Modern, Tertata, Nyaman dan Aman.
Jangan Batam. Karena selamanya Batam akan menjadi "adik kecil" kalau tidak mau disebut "babu kecil" bagi Singapura.
Harus Kota yang ditata mulai dari Awal atau minimal sejak awal masyarakatnya sudah terbiasa
disiplin dan taat dengan aturan.
Saran saya Kota Balikpapan. Karena kedepan dekat IKN. Pemandangannya indah. Akses darat, laut dan udara lengkap.
Mumpung Kota Balikpapan belum terlalu kacau. Karena sekarang saya melihat Kota Balikpapan mulai berubah dari Kota Aman dan Nyaman ke Kota amburadul.
Saya melihatnya dari jalanan berlalu lintas saja.
Sekitar 7 tahun yang lalu, saya kalau menyetir di Balikpapan merasa paling aman dan nyaman. Contoh kecil aja, kalau kita nyetir lambat, pengemudi di belakang kita akan ikut lambat. Bahkan kadang sampai terjadi mirip antrian.
Tapi tidak akan ada yang berusaha mendahului. Tidak akan ada juga bunyi klakson. Semua santai. Tertib dan rapi.
Kalau sekarang, jangankan lambat. Cepatpun kita masih dipepet. Mau mutar saja mesti sangat hati-hati. Motor yang datang dari jauh bukannya melambat memberikan jalan tapi menambah kecepatan seperti ingin terjadi tabrakan.
Ayo selamatkan Balikpapan dan sekaligus jadikan Kota Metropolitan pusat Bisnis di Indonesia. Kalahkan Singapura.
Kalau Kota, Wilayah dan tempat bagus sudah tersedia, Pemerintah tinggal bersikap tegas. Semua Perusahaan yang menjalankan Bisnisnya di Indonesia tapi masih berkantor di Singupara dikenakan pajak bila perlu 100x lipat.
Untuk Perusahaan Sawit dan Tambang, kalau masih bandel dan memilih berkantor di Singapura. Cabut ijin lahannya!
Pemerintah jangan terus-menerus bodoh dong. Sudah cukup 78 tahun kita dibodoh-bodohi Negara Upil itu!
(*)