[PORTAL-ISLAM.ID] PARIS - Front Populer Baru (NFP), sebuah aliansi empat partai kiri-hijau, secara mengejutkan menang dalam pemilihan parlemen Prancis pada Minggu (7/7/2024), dengan meloloskan 182 anggota parlemen ke majelis beranggotakan 577 kursi yang kini terbagi menjadi tiga blok besar yang berseberangan, dan tidak ada satupun yang memiliki mayoritas.
Aliansi sayap kiri Perancis, yang baru saja memenangkan Pemilu Prancis, bersumpah untuk mengakui Palestina ‘sesegera mungkin’.
Setelah kemenangannya dalam pemilihan umum Perancis pada hari Minggu (7/7/2024), aliansi sayap kiri Front Populer Baru menegaskan kembali komitmennya untuk mengakui Negara Palestina.
Saat berpidato di depan rapat umum, ketua France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, mengatakan ini adalah satu-satunya cara Paris dapat mempertimbangkan masalah situasi di Gaza.
Jean-Luc Melenchon, pemimpin terkemuka aliansi sayap kiri Front Populer Baru, telah menegaskan kembali komitmennya untuk mengakui Negara Palestina setelah kemenangan koalisinya dalam pemilihan umum Perancis baru-baru ini.
Pemilu awal, yang didorong oleh Presiden Emmanuel Macron, diakhiri dengan Front Populer Baru – sebuah aliansi empat partai kiri-hijau – yang memperoleh kursi terbanyak di parlemen tetapi tidak mencapai mayoritas.
Partai terbesar dalam aliansi tersebut, France Unbowed, dipimpin oleh Melenchon.
Merayakan kemenangan pemilu, Melenchon menunjukkan kesiapan mereka untuk membentuk pemerintahan, dengan menyatakan: “Kami akan memiliki perdana menteri dari Front Populer Baru.”
Melenchon menyoroti potensi pengambilan keputusan penting “melalui dekrit” baik di bidang nasional maupun internasional, dan menekankan bahwa mengakui Negara Palestina akan menjadi salah satu tindakan pertama mereka “secepat mungkin.”
Pada putaran kedua yang diperebutkan dengan ketat, kelompok sayap kiri dan pendukung Presiden Emmanuel Macron secara diam-diam bekerja sama melawan kelompok sayap kanan.
Meskipun demikian, tidak ada aliansi yang mencapai mayoritas absolut yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan secara independen.
Aliansi Together for the Republic pimpinan Macron mendapatkan 150 kursi, sementara aliansi sayap kanan National Rally memperoleh 125 kursi.
Ketiadaan mayoritas absolut, yaitu 289 wakil di parlemen, memerlukan kolaborasi antar berbagai partai politik dan aliansi untuk membentuk pemerintahan baru.
Pembentukan pemerintahan ini akan bergantung pada kemampuan Front Populer Baru untuk membentuk koalisi dengan partai-partai berhaluan tengah tanpa perpecahan internal.
Mengakui Negara Palestina adalah janji utama Front Populer Baru selama kampanye mereka, yang mencerminkan pendirian mereka terhadap isu-isu internasional dan komitmen terhadap perubahan kebijakan luar negeri Perancis.
Hasil pemilu menandai perubahan signifikan dalam lanskap politik Perancis, dengan aliansi sayap kiri siap mempengaruhi arah masa depan negara tersebut.
[Pidato Jean-Luc Melenchon, pemimpin terkemuka aliansi sayap kiri Front Populer Baru]