Kutipan menarik dari tesisnya mas dosen Adif Sahab. Jadi lebih faham mengapa KH. Ahmad Dahlan serius berdakwah di bidang pendidikan.
Layanan Pendidikan ini kalau dalam bahasa tahapan Zending (pekabaran injil yang dilakukan oleh pemerintah Belanda) masuk dalam strategi Pra-Penginjilan, yakni sebagai upaya untuk menyingkirkan barier (hambatan) psikologis dan intelektual orang non-Kristen terhadap agama Kristen.
Awal Pekabaran Injil di Surakarta:
"Larangan pekabaran Injil dan pendirian gereja Kristen untuk pribumi di Surakarta akhirnya dicabut tahun 1910 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal A.W.F. Idenburg (1909-1916). Pada masa itu usaha pekabaran Injil di Solo dipimpin oleh Pdt. D. Bakker.
Aktivitas zending di Solo diawali dengan penyediaan layanan pendidikan berupa sekolah. Pada mulanya sesuai perintah Residen Surakarta sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang orangtuanya beragama Kristen dan dilarang bagi anak-anak yang orangtuanya Muslim.
Akan tetapi kabarnya ternyata banyak orang Islam yang memaksa agar anaknya diterima di Sekolah Zending itu. Inilah kemudian yang mendorong Bakker memohon izin kepada Gubernur Jenderal Idenburg yang berbuah pencabutan larangan pekabaran Injil di Surakarta sebagaimana disebutkan di atas
Sekolah-sekolah Katolik di Solo -seperti halnya di daerah lain- memiliki reputasi yang bagus. Banyak di antara kaum priyayi yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah Katolik tak terkecuali Sunan Paku Buwono X sendiri. Beberapa, putrinya yaitu B.R.A. Koes Handawiyah, B.R.A. Koes Saparniyah, dan B.R.A. Koes Bandiyah bersekolah di sekolah Kanisius.
Dalam waktu singkat pertumbuhan pemeluk Kristen di Solo maju pesat. Pada 1918 warga jemaat Gereformeerd di Solo sudah berjumlah 228 orang, meliputi orang Jawa dan Cina. Seiring bertambahnya jumlah pemeluk Kristen, mulai dilakukan pemisahan kelompok jemaat yang mengadakan kebaktiannya sendiri-sendiri. Pada 1921 dibukalah gereja pertama di Solo bertempat di kampung Margoyudan yang dapat menampung lebih dari 300 jemaat.
Usaha pekabaran Injil tidak hanya menyentuh kalangan rakyat biasa tetapi juga bangsawan. Kabarnya, pendeta utusan Gereja Gereformeerd Belanda di Solo Pdt. Dr. H.A. van Andel beserta istrinya menjalin hubungan baik dengan para bangsawan terutama dari Mangkunegaran. Banyak bangsawan Mangkunegaran yang bersimpati kepada agama Kristen meskipun tidak serta-merta membuat mereka masuk Kristen."
Inilah yang kemudian membuat KH Ahmad Dahlan serius berdakwah di bidang pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah, untuk mengimbangi sekolah-sekolah Katolik.
(Oleh: Arif Wibowo)