Siapakah orang toxic yang dimaksud Luhut Binsar Panjaitan, yang mesti dihindari Prabowo dalam kabinetnya nanti?
Karena Luhut orang Golkar dan orang dekat Presiden Jokowi, tentu orang toxic yang dimaksud bukanlah orang dari kedua lingkungan itu. Mestinya begitu kan?
Pada saat kampanye lalu Luhut sempat angkat suara soal hilirisasi yang diangkat Cak Imin pada saat debat dengan Gibran. Apakah Cak Imin termasuk orang toxic yang dimaksud Luhut? Luhut juga pernah kesal dengan Tom Lembong. Apakah Tom Lembong termasuk orang toxic yg pernah ada di kabinet Jokowi?
Orang toxic adalah orang yang keberadaannya cenderung merusak. Jika ia ada dalam kabinet, maka keberadaannya merusak kabinet itu sendiri. Berarti, orang-orang yang pernah di reshuffle dalam kabinet Jokowi, bagi Luhut, bisa dikatakan sebagai orang toxic. Kebetulan, mereka yang pernah di-reshuffle Jokowi dulu, tak satupun saat ini yg sejalan dengan Jokowi.
Tapi bisa jadi juga, orang-orang yang dimaksud justru menganggap orang toxic itu adalah Luhut Binsar Panjaitan itu sendiri. Bagi mereka yang merusak kabinet Jokowi itu bukanlah mereka yang pernah terkena reshuffle, melainkan Luhut itu sendiri. Toxic bagi satu pihak belum tentu toxic bagi pihak lain, begitu sebaliknya. Bukankah orang toxic itu tak pernah merasa bahwa dirinya seorang toxic?
Pada tahap inilah istilah orang toxic yang mesti dihindari Prabowo dalam kabinet nanti bisa menjadi bola liar. Pihak yang menganggap Pilpres ini curang, tapi Pileg tidak, lalu merapat kepada Prabowo-Gibran demi mendapat jatah menteri, bisa jadi itu termasuk orang toxic. Artinya, sewaktu-waktu bisa berubah seketika.
Tapi bukankah Prabowo sendiri yang berjanji akan merangkul semua pihak untuk kemajuan Indonesia. Mana pula bisa mereka yang diajak Prabowo masuk bergabung dianggap sebagai orang toxic? Maka benar apa yang dikatakan Waketum Gerindra, Habiburokhman, bahwa tak ada elit kita ini yang bersifat toxic. Pak Luhut mengatakan itu agar pak Prabowo berhati-hati. Itu saja. Ini agaknya lebih berimbang dan tak saling tuduh. Ada-ada saja Opung ini.
(Oleh: Erizal)