Tradisi "Memuliakan Tamu" di Afghanistan, Bahkan Terhadap Pembunuh Sekalipun

Oleh: Fathi Nasrullah (sedang di Afghanistan)

Di Afghanistan ini ada yang namanya Mehman Nawazi, Atau إكرام الضيف alias memuliakan tamu.

Ini bukan sekedar tradisi, tapi sudah menjadi bagian dari harga diri. Siapa yang tidak memuliakan tamu dia akan merasa sangat terhina, Bahkan bisa kena "red flag" warga lainnya termasuk sanak saudaranya sendiri.

Tradisi ini berasal dari ajaran Islam untuk memuliakan tamu. Rasulullah ShallAllahu A'laihi Wasallam bersabda;

ومن كان بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamunya." (HR. Bukhari Muslim).

Dalam konteks Afghanistan, saking semangatnya melaksanakan ajaran Islam yang satu ini, Mereka bahkan berprinsip;

"Seandainya ada musuh besar yang melarikan diri dan bersembunyi di rumah mereka, Maka dia wajib diperlakukan sebagai tamu, Tak peduli urusan antar mereka!"

Dan ini bukan sekedar omong kosong.

Pernah terjadi, Seorang pembunuh, demi menyelamatkan diri. Datang ke rumah si Ayah dari korbannya. Orang asing itu tidak menyatakan identitasnya selain hanya ingin bertamu.

Begitu sudah diterima dan dipersilakan masuk, baru ia menyebutkan apa kepentingannya. 

Dia mengungkapkan bahwa kapan hari ia berkelahi dengan anak tuan rumah lalu menghunjamkan sebilah pisau di dekatnya.

Selama 3 hari menjadi tamu, ia terus menerus meminta maaf. Berharap kesalahannya diampuni.

Sang ayah kaget luarbiasa. Tapi prinsip "Mehman Nawazi" (memuliakan tamu) yang begitu kuat dipegang rakyat Afghanistan, membuatnya merasa harus menunaikan kewajibannya daripada menurutkan emosi.

Maka sang ayah yang berduka itu hanya diam seribu bahasa memendam perasaan hancur yang luarbiasa, sembari terus melayani tamunya.

Pada hari ketiga, ketika menurut syariat Islam hampir habis waktu bagi tamu untuk dimuliakan, Sang ayah melepas tamunya di tengah gelap malam agar tidak diketahui oleh siapapun.

Pergilah tamu pembunuh tersebut. Menghilang dalam hitamnya malam di pedesaan Afghanistan. Menyisakan tangis sang ayah sepanjang waktu hingga subuh menjelang.

Tapi tak disangka, Petunjuk dari Allah membawa keajaiban. Keesokan hari, tiba-tiba si pembunuh kembali datang, membawa seikat tali, pasrah menyerahkan diri, sudah siap mau diapakan saja.

Maka terjadilah drama begitu mengharukan....

Dengan bersimpuh, Si pembunuh menatap tanah. Tangannya menjulurkan tali yang ia bawa. Bersiap atas segala sesuatu termasuk bila itu adalah kematian.

Bergetar hebat tangan sang ayah menerima penyerahan diri pembunuh putranya. Air deras mengucur dari kedua mata. Geram ia menatap makhluk nista di depannya.

Belum sempat mengamuk, sebersit hidayah datang. Seketika ia memasrahkan segala sesuatu pada Allah Tuhannya.

Ia suruh si pembunuh berdiri. Ia jabat tangannya, dan disuruhnya pergi jangan pernah terlihat lagi.

"Atas nama Allah, Aku maafkan engkau... Pergilah segera, sebelum setan mengubah pikiranku".

Pergilah si pembunuh. Lenyap selamanya dari pandangan mata ayah dari korbannya.

Sedangkan sang ayah, menjadi salah satu legenda kisah "Mehman Nawazi" (memuliakan tamu).

(fb)
Baca juga :