MUDIK BERPAHALA BESAR
Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Mudik itu berpahala besar, memperbanyak rejeki dan biaya yang dikeluarkan untuknya adalah infaq fii sabilillaah.
Bagaimana tidak, ketika orang mudik berarti dia ingin bertemu dan membahagiakan kerabatnya dan itulah yang disebut silatur rahim. Silatur rahim artinya membina hubungan baik dengan keluarga besar baik dari pihak ayah maupun ibu. Ini adalah kewajiban, bukan lagi sunnah.
Apalagi kalau orang tua masih hidup, maka pahala shalat sunnah berapa ribu rakaat pun tak akan mampu menandingi bakti kepada kedua orang tua.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin diperbanyak rezkinya dan diperpanjang umurnya maka sambunglah rahimnya.”
(HR. Al-Bukhari, no. 5985, riwayat senada juga dari Anas di nomor 5986, Muslim, no. 2557 dari Anas).
Sunnah Nabi yang Mulai Dilupakan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعَلَّمُوْا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُوْنَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فيِ اْلأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي اْلأَثَرِ
“Pelajarilah (telusurilah) garis keturunanmu (hingga kamu tahu) siapa saja keluargamu yang harus disambung rahimnya, karena silatur rahim adalah penyebab cintanya keluarga, penambah harta dan memperpanjang usia.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 1979. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, no. 2520).
Apa yang diperintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits ini penting, sayang banyak orang tidak mengacuhkannya. Mempelajari silsilah keturunan bukan berarti ingin membanggakan diri dengan keturunan yang baik, atau minder karena berasal dari nenek moyang yang bermasalah. Tapi, justru untuk mengikat hubungan rahim yang diperintahkan dalam agama ini.
Apalagi di kalangan generasi sekarang sudah jarang yang hafal keluarga besarnya, akhirnya hubungan pun seperti orang asing, bahkan ironinya lagi sama orang asing biasanya lebih akrab daripada sama keluarga sendiri. Maka menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan anggota keluarganya kepada anak-anak, menjelaskan silsilah keturunan dan hubungan kekerabatan kepada keluarga terutama yang tidak tinggal sekampung.
(*)