Israel dan Hamas
Oleh: Ulil Abshar-Abdalla
1/ Bayangkan keadaan berikut ini. Seorang isteri hidup dalam sebuah rumah tangga yg amat "toxic" di bawah ketiak seorang suami yg melakukan KDRT selama bertahun-tahun. Dan ketiaknya pun bau minta ampun.
Si isteri itu tak bisa apa-apa selain hanya bisa nggrundel.
2/ Pada satu titik, kesabaran si isteri habis, dan ia memutuskan untuk melakukan tindakan nekat. Ia menyerang suaminya secara fisik yg menimbulkan luka serius pada dirinya. Tetapi suami itu selamat. Ia membalas balik isterinya dg kekerasan yg lebih brutal lagi.
3/ Kepada tetangga-tetangganya, suami itu berkata: bhw dia melakukan kekerasan yg begitu brutal kepada isterinya karena ia menjadi korban kekerasan mula-mula oleh isterinya itu. Ia, kata suami itu, hanya melakukan pembelaan diri.
Tetangga-tetangga itu tidak tahu detil masalah keluarga itu.
4/ Mereka percaya saja pada "propaganda" si suami yg selalu berulang-ulang mengklaim bahwa apa yg ia lakukan terhadap isterinya hanya tindakan "self defense", pertahanan diri.
Para tetangga itu tidak tahu, si suami telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga selama bertahun-tahun.
5/ Sebagian tetangga ada yg tahu bahwa suami itu begitu bengis pada isterinya, tetapi mereka menutup mata dan membenarkan saja narasi versi si suami, entah karena disogok atau atau alasan lain.
Sodara-sodara, hubungan Israel dan Palestina/Hamas kira-kira seperti itu.
6/ Selama bertahun-tahun Israel melakukan kekejaman, menyerobot tanah Palestina, menindas hak-hak warga Palestina, membuat hidup mereka menjadi amat sulit. Rakyat Palestina, dlm waktu yg lama, pernah mencoba jalan damai lewat diplomasi yg melelahkan, dan puncaknya adalah Perjanjian Oslo.
7/ Tetapi jalan damai yg ditempuh rakyat Palestina (melalui PLO) ketika itu, buntu, tidak menghasilkan mimpi mereka: yaitu mendirikan negara yg berdaulat. Segala jalan mereka menuju negara merdeka dicegat dan disabot oleh Israel.
8/ Seperti dalam analogi rumah tangga yg toksik tadi, sebagian rakyat Palestina lalu mengambil jalan militer untuk melawan Israel. Berdirilah Hamas. Ketika kelompok militer yg kecil ini membalas balik, Israel membalas lebih kejam lagi dan mengatakan: kami hanya mempertahankan diri saja.
9/ Siasat Israel persis seperti siasat si suami dalam analogi di atas: menyebarkan propaganda bohong bahwa dia hanya bertahan diri. Dia menutupi kenyataan bahwa selama bertahun-tahun telah melakukan kekerasan dan kebrutalan.
Apa yg dilakukan Israel adalah: OPPRESSOR PLAYING VICTIM (Penindas Berlagak Seperti Korban).
10/ Orang-orang yg percaya pada propaganda Israel soal Hamas persis dg tetangga2 yg percaya pada propaganda si suami dalam contoh di atas. Bahwa si isteri melakukan kekerasan pada si suami, betul. Tetapi fakta bhw si suami melakukan kekerasan bertahun2 sengaja ditutup.
INTAHA/END