1. Sama seperti tentara Islam di masa Rasulullah ﷺ, yang ikut jadi tentara bukanlah yang "dahlah daripada gabut," tapi yang benar-benar perempuan terbaik, kuat, dan sehat, serta memiliki kemampuan spesial.
Nusaibah, memiliki kemampuan pengobatan dan berpedang. Aisyah dan Fathimah, radhiallahu 'anhun, memiliki kemampuan pengobatan dan logistik.
2. Sama seperti prajurit lelaki, prajurit wanita juga diseleksi pemahaman agamanya, pengetahuannya, kekuatannya, serta izin atau pendampingan dari mahramnya.
Apa tugas tentara wanita Al-Qassam di Thuufanul Aqsha?
1. Menyiapkan logistik
2. Tim medis
3. Menjaga tawanan perempuan
4. Menjadi mata-mata dan kontra intelijen di kalangan sipil perempuan
4. Tidak ditempatkan di frontline, tetapi sebagai pelapis dan pasukan garis belakang, seperti aturan perang Islam.
Kesaksian seorang tentara IDF saat bertempur di Khan Younis, sempat menyebutkan adanya tentara wanita yang turun ke medan perang dan memasang peledak.
Selain itu, juga tentu memiliki kemampuan menembak dan melawan tipudaya musuh.
(Risalah Amar)
