Kereta Cepat Mulai Sepi, Prediksi Faisal Basri Terbukti

[PORTAL-ISLAM.ID] Akun twitter Reinhart Hermanus @reinharthrm membagikan pengalaman naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh.

"Hari ini pulang pergi Jkt-Bdg naik Whoosh kondisinya sepi begini. Posisi kereta udah jalan, bukan nunggu penumpang. Mau kritik sekarang udah lewat, udah jadi barangnya dan udah berlaku utang nya (total Rp 114,4 triliun -red). Berharap yg baik aja deh, semoga investasi nya bisa balik modal dalam bentuk apapun (dampak ekonomi dll)," ujar Reinhart Hermanus @reinharthrm, Selasa (16/1/2024). 

*JADI GINI YA GAES... di awal-awal memang harga tiket Kereta Cepat lagi diskon (cuma Rp 150 ribu) otomatis ramai penumpang. Setelah harga mulai normal (masih diskon tapi dikurangi) naik menjadi Rp 200 ribu, jumlah keterisian (okupasi) penumpang berkurang drastis dibawah 40%. Ini harga belum 100 persen normal yakni Rp 300 ribu (harga normal). Gimana kalau sudah harga benar-benar normal Rp 300 rb?

____________________

Faisal Basri Hitung Kereta Cepat Balik Modal 1 Abad Lebih

Ekonom senior INDEF Faisal Basri memperkirakan pemerintah akan butuh waktu lama bagi pemerintah balik modal dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Dia memperkirakan apabila setiap hari kereta itu hanya terisi 50%, maka dibutuhkan waktu 139 tahun untuk pemerintah mengembalikan investasi yang telah digelontorkan untuk kereta cepat.

"Ini yang saya katakan sampai kiamat (baru balik modal) itu," kata Faisal dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Faisal awalnya menjelaskan asumsi-asumsi yang dia gunakan dalam membuat perkiraan itu. Dia mengatakan tiap rangkaian kereta yang diberi nama Whoosh memiliki kapasitas maksimal 601 penumpang. Lalu kereta beroperasi dari pukul 5 pagi sampai 10 malam dengan 36 kali jumlah keberangkatan dan tarif Rp 350 ribu per orang.

Adapun kurs yang dipakai adalah Rp 14.300 dan nilai investasi sekitar Rp 114,4 triliun. Perhitungan yang dilakukan, kata dia, tidak memperhitungkan ongkos operasional, tidak menghitung bunga utang 3,4% per tahun, dan tidak menghitung pendapatan non-operasional. Setiap tahun, pendapatan dari penumpang adalah Rp 2,369 triliun.

"Asumsi yang saya pakai asumsi surga," katanya.

Faisal mengatakan dengan asumsi yang longgar itupun balik modal investasi kereta cepat masih akan sangat lama.

Dia mencontohkan apabila kereta cepat bisa mendapatkan jumlah penumpang yang selalu penuh atau 100%, maka biaya investasi pemerintah baru bisa kembali selama 48,3 tahun.

Sementara apabila jumlah penumpang setiap hari mencapai 75%, maka pemerintah baru balik modal dalam 64 tahun.

Adapun, jika jumlah perjalanan dikurangi menjadi 30 kali per hari, modal investasi pemerintah baru bisa kembali dalam 77 tahun.

Dia mengatakan apabila tarif diturunkan karena tidak laku, maka hitung-hitungan balik modal akan semakin lama menjadi 92,7 tahun. Sementara, apabila kurs naik menjadi Rp 14.500 balik modal pemerintah akan semakin lama menjadi 94 tahun.

"Coba diganti jadi kurs sekarang Rp 15.700, bisa 100 tahun," tegasnya.

Terakhir, Faisal mengatakan apabila jumlah penumpang per hari hanya 50%, maka periode balik modal pemerintah akan semakin lama yakni, 139 tahun.

"Ini yang saya katakan sampai kiamat itu," ujar Faisal.

Baca juga :