Perjuangan menegakkan agama ini bukanlah tentang kuat dan lemahnya fisik.
Ia juga bukan tentang sempurna atau cacatnya sebuah jasad.
Tapi ia adalah himmah-tekad yang kuat membaja, yang bahkan melampaui batas logika manusia.
Ia adalah tadhhiyyah-pengorbanan dengan segala maknanya, hingga apapun akan diberikan bahkan nyawanya.
Ia adalah syaja'ah-keberanian untuk terjun ke medan gelanggang dan berhadapan dengan musuh sekuat apapun.
Ia adalah tentang shabr wa mushabarah-kesabaran yang berlapis-lapis hingga mampu memikul segala rasa sakit dan penderitaan.
Ia adalah tentang hubb-rasa cinta yang amat sangat mendalam terhadap Allah, RasulNya dan juga kehidupan akhirat
Ia adalah tentang syauq-rasa rindu yang mengjujam relung hati untuk bisa berjumpa denganNya dalam keadaan terbaik dengan meraih kemuliaan syahadah.
Orang-orang seperti ini yang kelak membuat kita semakin susah berdalih membela diri di hadapanNya tentang apa yang sudah kita perjuangkan untuk agama ini.
Karena jujurlah, bukankah ternyata kita lebih memilih hidup dalam kenyamanan dunia daripada terlibat di medan amal memenangkan agama ini?
Pun begitu....nyatanya sebagian kita tak memiliki rasa malu. Jangankan untuk berrendah hati tawadhu. Kita bahkan terkadang ada rasa lebih baik dari mereka.
(Ihsanul Faruqi)