[PORTAL-ISLAM.ID] Harta kekayaan dua miliarder pendiri Sea Ltd lenyap US$ 1,6 miliar atau Rp 24,48 triliun (kurs Rp 15.300/dolar AS) dalam semalam. Hal ini terjadi usai raksasa teknologi asal Singapura itu melaporkan pendapatan kuartal dua yang mengecewakan.
Selain itu rencana perusahaan untuk meningkatkan investasi mereka di e-commerce juga dinilai jadi salah satu penyebab turunnya kekayaan dua bos induk Shopee ini. Sebab banyak investor yang menilai langkah ini dapat membuat perusahaan kembali merugi.
Berdasarkan laporan dari Forbes, Jumat (18/8/2023), usai laporan tersebut dipublikasikan nilai saham Sea mengalami penurunan hingga 29% dalam sehari. Ini merupakan penurunan harian terbesar yang pernah dialami perusahaan sejak melantai di New York Stock Exchange pada 2017 lalu.
Akibatnya, kekayaan milik ketua dan CEO SEA Ltd, Forrest Li, menguap sebesar US$ 1 miliar atau Rp 15,3 triliun. Ia kini memiliki harta US$ 2,5 miliar atau Rp 30,25 triliun. Sedangkan untuk bos SEA lainnya, Chief Operating Officer Gang Ye, juga mengalami penurunan hingga US$ 565 juta (Rp 8,63 triliun) dan 'hanya' memiliki sisa kekayaan bersih sebesar US$ 1,8 miliar atau Rp 27,54 triliun.
Perlu diketahui, sebelumnya SEA Ltd baru saja menyampaikan laporan pendapatan perusahaan pada kuartal dua tahun ini. Dalam laporan tersebut perusahaan mencatat kenaikan laba sebesar 5,2% dari tahun ke tahun.
Berkat itu SEA mampu mengumpulkan laba sebesar US$ 3,1 miliar pada kuartal kedua 2023. Namun angka ini dinilai masih lebih kecil dibandingkan perkiraan para analis yang menaksir pendapatan perusahaan sebesar US$ 3,2 miliar.
Kemudian unit bisnis e-commerce Shopee yang biasa menyumbang sekitar dua pertiga dari top-line perusahaan, membukukan tingkat pertumbuhan paling lambat sebesar 20,6% menjadi US$ 2,1 miliar.
Sedangkan untuk pendapatan di unit game juga tercatat mengalami penurunan hingga 41,2% menjadi US$ 529 juta. Padahal pendapatan dari sektor ini lah yang biasa digunakan perusahaan untuk mendanai ekspansi di layanan e-commerce dan keuangan digital.
Dalam laporan tersebut hanya penjualan dari layanan keuangan digital yang tercatat mengalami kenaikan sebesar 53,4% menjadi US$ 423 juta. Sehingga bila ditotal, SEA berhasil mengumpulkan laba bersih sebesar US$ 331 juta pada kuartal kedua.
Jumlah tersebut jauh lebih besar terlebih bila dibandingkan dengan kerugian sebesar US$ 931 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hanya saja Li telah mengisyaratkan bila pihaknya mungkin sekali lagi akan membukukan kerugian karena akan meningkatkan nilai investasi perusahaan di sektor e-commerce.
Pernyataan disampaikan Li saat Shopee harus menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pesaingnya seperti Lazada dari Alibaba dan TikTok dari ByteDance. Pengumuman ini sekaligus menandai pergeseran fokus perusahaan pada peningkatan profitabilitas.
"Kami telah memulai, dan akan terus, meningkatkan investasi kami dalam menumbuhkan bisnis e-commerce di seluruh pasar kami. Investasi semacam itu akan berdampak pada keuntungan kami dan dapat mengakibatkan kerugian bagi Shopee dan grup kami secara keseluruhan dalam periode tertentu," ujar Li dalam paparan publiknya.
[Detik]