Dasco Tidak Usah Mengedarkan Tuduhan, Klarifikasi Saja Benarkah Prabowo Menyesal Pernah Didukung Umat Islam Pada Pilpres 2019 Lalu?

Dasco Tidak Usah Mengedarkan Tuduhan, Klarifikasi Saja Benarkah Prabowo Menyesal Pernah Didukung Umat Islam Pada Pilpres 2019 Lalu?

Oleh: Ahmad Khozinudin, SH

"Di media sosial, ada pihak yang berusaha memelintir pernyataan Grace Natalie bahwa Pak Prabowo telah kecewa terhadap umat Islam. Padahal, pernyataan Grace tidak seperti apa yang diviralkan. Tidak utuh,"

[Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco, 27/8/2023]

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menyebut pernyataan Grace Natalie soal Prabowo menyesal didukung kelompok intoleran diplintir untuk merusak citra Prabowo Subianto di mata publik. Menurutnya Prabowo merupakan sosok yang menginginkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sayangnya, Dasco tidak secara tegas menyatakan bahwa Grace Natalie, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI keliru telah mengatakan Prabowo menyesal didukung kelompok intoleran. Atau, lebih afdhol lagi kalau Dasco menyatakan apa yang dikatakan Grace adalah fitnah jahat terhadap Prabowo, atau setidaknya menyayangkan sikap Grace.  

Dasco malah sibuk mengedarkan tuduhan, bahwa Prabowo menyesal telah didukung umat Islam pada Pilpres 2019 lalu sebagai pelintiran. Padahal, publik juga tahu Prabowo pada Pilpres 2019 lalu didukung oleh elemen umat Islam melalui forum Ijtima' Ulama, bukan didukung Bro dan Sis PSI.

Pernyataan Grace Natalie soal Prabowo menyesal didukung kelompok intoleran, sejatinya adalah fitnah kepada Umat Islam. Karena umat Islam tidak pernah memiliki sikap intoleran. Bahkan, umat Islam sangat toleran membiarkan Prabowo timbul bersama kekuasaan dan meninggalkan pendukungnya tenggelam dalam kekecewaan.

Pernyataan Grace Natalie soal Prabowo menyesal didukung kelompok intoleran, sejatinya juga fitnah terhadap Prabowo Subianto, jika hal itu tidak pernah diucapkan oleh Prabowo. Prabowo sangat berkepentingan untuk meluruskan pernyataan Grace, agar tidak berdampak pada kekecewaan para pendukungnya yang dulu pernah berjuang dan berkorban untuk dirinya, dan berdampak pada melorotnya elektabilitas Prabowo.

Tapi pada kenyataannya Prabowo diam. Itu sebuah pertanda bahwa apa yang disampaikan Grace benar. Dasco juga tidak mengecam pernyataan Grace, itu juga konfirmasi tambahan bahwa Grace benar. Dasco hanya ingin mengalihkan isu pada tuduhan pelintiran, yang sejatinya dapat dengan mudah ditepis jika Prabowo membantah pernyataan Grace PSI.

Jadi, alih-alih membantah pernyataan Grace PSI, Dasco malah menuduh pihak yang komplain terhadap pernyataan PSI. Semestinya, Dasco mengambil langkah politik sebagai berikut:

Pertama, menyampaikan rekomendasi kepada Prabowo Subianto agar bicara dihadapan publik, untuk membantah pernyataan Grace PSI. Poin penting pernyataan Prabowo adalah bahwa pernyataan Grace keliru, tidak benar Prabowo menyesal telah didukung kelompok apapun dalam Pilpres 2019, berterima kasih atas semua dukungan dan pengorbanan, memohon maaf atas kesalahan dan sekaligus memohon doa restu untuk maju sekali lagi dalam Pilpres 2024.

Kedua, mengevaluasi dukungan politik PSI dengan kerangka tidak mempersoalkan dukungan umat Islam apalagi dengan label kelompok intoleran. Syarat dukungan PSI boleh mendukung Prabowo dengan tidak mengusik pendukung Prabowo apalagi menuduhnya sebagai kelompok intoleran.

Ketiga, segera melakukan konsolidasi politik kepada umat Islam, dengan menyatakan secara terbuka bahwa Prabowo Subianto tidak pernah mempersoalkan ajaran Islam Khilafah, sebagaimana disinggung oleh Hasyim Jojohadikusumo dengan narasi Khilafah intoleran. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi umat Islam, bahwa Prabowo tak seperti adiknya Hasyim, yang anti ajaran Islam Khilafah.

Kalau tiga hal itu dilakukan, kemungkinan Prabowo akan dimaafkan. Hanya saja terkait pilihan politik di Pilpres 2024, penulis tegaskan bahwa Umat Islam kemungkinan akan memaafkan tetapi tidak untuk melupakan. Penulis berkeyakinan, preverensi politik umat Islam pada Pilpres 2024 nanti tidak lagi dilabuhkan pada Prabowo.(*)

Baca juga :