Cerita di Balik Gelora Dukung Prabowo

Gelora Dukung Prabowo

Oleh: Erizal

Bukan kejutan. Bersuluh matahari. Dukungan Partai Gelora kepada Prabowo, sudah terbaca jauh hari. Bukan karena PKS juga sudah jauh hari mendukung Anies. Tapi, karena alasan yang dibuat Anis Matta terlalu kuat. Mendalam.

Di mana ada PKS, di situ pasti tak ada Gelora. Ini sudah basi. Alasan yang dibuat-buat. Tapi terdengar masih relevan. Ya, tak sepenuhnya salah. Karena pernah berkonflik yang pada akhirnya jalan sendiri-sendiri. Tapi, kalau hanya itu alasannya terlalu simpel. Receh, kata gen Z.

Alasan geopolitik, kepentingan nasional, alasan kepentingan Gelora sendiri, termasuk alasan keagamaan. Alasan terakhir ini, Anis Matta, paling jago. Persis saat ia mendirikan Partai Gelora yang berasaskan Pancasila, tidak Islam. Karena, ia ingin bergerak ke tengah.

Bahkan, pernyataan-pernyataan Fahri Hamzah lebih kentara, sejak awal. Bila Partai Gelora tak mendukung Prabowo, justru aneh. Fahri bisa babak-belur. Tapi, Fahri sudah biasa punya pikiran sendiri dibanding institusi tempatnya bernaung. Kritikannya kepada Anies, termasuk Ganjar, substansial. Jalan tengah ialah pilihan.

Anis Matta dan Fahri Hamzah, boleh dibilang paling setia bersama Prabowo. Sejak Pilpres 2014 hingga Pilpres 2024 ini. Ada yang timbul tenggelam. Tapi, Anis dan Fahri tetap bersama Prabowo. Posisi politiknya selalu sejalan, entah mengapa? Perspektifnya soal Indonesia, sama.

Karena alasan sama pula Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo. Persatuan Indonesia. Sosok Prabowo paling tepat. Nasionalis sejati. Tantangan Indonesia tak hanya Indonesia itu sendiri, tapi juga global. Prabowo dan Budiman melihat situasi yang sama. Mirip kayak Gelora.

(*)
Baca juga :