Survei dan Penjegalan

Survei dan Penjegalan

Oleh: Erizal 

Anies Baswedan heran. Survei di bawah terus, tapi kok ada yang seperti menjegal. Apa survei yang dipublikasikan bukan survei sebenarnya? Ini logika sederhana yang Anies paling jagolah.

Siapa yang mau menjegal Anies? Tentu, Anies dan kelompok (pengusung) paling tahu. Malah, paling mudah menyusun argumentasinya. Dari A hingga Z. Kasus Johnny G Plate bisa disebut.

Maka, Anies memang harus maju. Kalau tidak, dugaan penjegalan seperti dapat pembenaran. Kecuali, Koalisi Perubahan (NasDem, PKS, dan Demokrat) membubarkan sendiri secara sadar.

Tapi, Koalisi Perubahan ini terlihat paling solid. Ketiga partai tergabung seperti sudah melewati ujian masing-masing dan lolos. NasDem paling berat, karena ada dalam koalisi pemerintahan.

Terakhir, sekjennya jadi tersangka dan ditahan. Meski ditepis, tapi cocokologi itu paling mudah dihubungkan. PKS konon ditawari kursi kabinet dan ditolak. Demokrat, juga digoyang PKB dan Golkar. Manuver Moeldoko sejak awal dihitung.

Pilpres diikuti dua pasang, memang nyaris tak mungkin. Kecuali, 6 partai koalisi pemerintahan tersisa hanya mengusulkan 1 pasang. Prabowo dan Ganjar belum ada tanda hendak mengalah.

Maka hasil survei di bawah terus itu sebetulnya menguntungkan Anies. Tak perlu pula dikeragui sebetulnya di atas dan dikaitkan dengan usaha penjegalan. Meski ada, tapi tak usah dikatakan. Tiarap saja dulu. Sudah resmi KPU jadi calon, baru dipacu.

(*)
Baca juga :