Oleh: Heri Latief
Yang putus asa dengan gagalnya biduk rumah tangga, lalu lepas jilbab, jadi rusak kemana mana, ada. Banyak. Artis maupun orang biasa.
Makanya, apresiasi buat mereka yang bertahan dalam ketaatan. Kalau cuma lepas cadar, ya biasa saja. Cadar bukan kewajiban. Apalagi menurut saya, mbaknya juga bukan ahli ilmu yang betul-betul mengkaji soal konsep niqab dalam Islam.
Pendapat saya, itu sebatas ghirah pribadi sebagai simbol hijrah saja. Sama seperti menghukumi sholat id viral di Azzaitun. Setak cocok tak cocoknya, jangan sampai menganggap sholatnya tidak sah. Sejak kapan shaf renggang jadi pembatal sholat?
Saya khawatir, kalau yang "berlabel" islami bisanya cuma nyinyir, akan ada segolongan orang buruk akhlak membawa vibes yang lebih nyaman buat mereka yang sedang dalam goncangan. Kalau sudah begitu, kita harus ikut tanggung jawab.
Tapi kok dipamerkan di depan media? Ya, apa susahnya mencoba memahami. Toh tak ada yang dirugikan. Pahami, itu memang bagian dari kepentingan entertain. Sedang endorse produk skincare. Ya ndak apalah. Kayak ini baru pertama dan satu satunya wanita berhijab yang di pacaki glowing buat iklan saja.
Kalau ndak cocok skip saja. Kalau bapack bapack dadanya bergetar lihat mbaknya, ya geser saja. Makanya istri saya yang nanya postingan saya soal parodi "ayat-ayat cinta" : "kok posting videonya Aming merankan aisyah?"
Saya jawab: "kalau saya posting aisyah yang Asli yang diperankan Rianti Cartwrigh, kalau itu bikin orang tak karuan otaknya saya juga kena dosa. Kalau ini seperti moto saya, berperan aktif dalam mendinginkan panasnya perdebatan dunia maya melalui canda tawa".