Erdogan The Equalizer
By: Budi Saks
Disini kita lihat posisi geografis Turki yang diapit oleh wilayah-wilayah yang sedang bergolak dimana dibawah kepemimpinan Recep Erdogan Turki yang sebelumnya sebagai negara "sakit" Eropa berhasil bangkit dan menjadi penyeimbang di kawasan antara Eropa Timur-Eropa Selatan-Afrika Utara dan Timur Tengah/Asia Barat.
Kita langsung bahas lewat peta:
1. Lingkar Merah: adalah wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina dimana sejak 2022 lalu ketika Rusia menyerang Ukraina maka Turki dengan bijak membuka laut Hitam baik oleh blokade NATO terhadap Rusia maupun blokade Rusia terhadap Ukraina dan mengijinkan jalur laut kedua negara itu melintasi selat Bosphorus terutama buat ekspor gandum sehingga menyelamatkan dunia dari ancaman krisis pangan dan krisis energi global. Selain itu Turki juga berkepentingan menjaga keselamatan bangsa Crimea yang dijajah Rusia sejak 2014 lalu mengingat ikatan agama dan budaya Crimea sebagai bekas bagian dari Kekhalifahan Ottoman.
2. Lingkar Oranye: adalah dua negara hancur oleh konflik. Irak dan Suriah. Terutama Suriah yang sejak 2011 lalu pecah perang saudara antara mayoritas sunni melawan rezim syiah yang didukung Putin/Rusia, milisi syiah Lebanon (Hezbollah), milisi syiah Iraq, dan pasukan militer Iran dibawah Jenderal Qossem Solemaini (yang tewas dihajar drone Reaper AS).
Disini Erdogan memutuskan operasi militer besar-besaran mengimbangi kekuatan golongan Syiah dengan mendukung pihak Mujahidin Sunni yang yang terbantai dan terdesak kalah persenjataan dan kekuatan. Walhasil kekuatan poros syiah rezim syiah Bashar al Asad berhasil dipukul mundur menjauhi perbatasan Turki hingga ke Allepo ditambah turunnya militer Amerika membantu kekuatan tempur disisi Turki menambah segan pasukan Rusia dan Iran.
Tapi konflik Suriah tak sesederhana itu sebab ditengah kekacauan muncul kekuatan separatis Kurdi dari kelompok Arab Kurdi sekuler YPG/PKK dimana kelompok ini bergerak leluasa diantara Mesir-Suriah-Turki dan dicurigai didanai oleh CIA sementara itu ISIS (yang juga didanai CIA) bangkit lagi setelah leadernya si al Baghdady tewas dihajar Navy Seals.
Jadi bagi Turki di Suriah ini adalah perang segi lima!
3. Lingkar Kuning: adalah wilayah Libya dan Sudan dimana sejak kejatuhan rezim Moammar Qhadafy oleh gelombang Arab Spring 2011 lalu hingga kini kondisi Libya terlibat perang saudara antara kelompok PM al Sarraj vs jenderal Haftar dimana pasukan jenderal Haftar yang didukung Rusia ini mulai mendekati ibukota Tripoli dan mengepungnya, datanglah operasi militer Turki membubarkan pengepungan Haftar dan pasukan bayaran Rusia yang juga didukung Mesir-Arab Saudi dan UAE, sementara Turki mendapat dukungan dari Qatar.
Erdogan memerlukan kestabilan Libya mengingat kawasan ini bersama Aljazair-Tunisia dan Maroko bagian laut Mediterania ini adalah jalur penting dari Laut Hitam menuju samudra Atlantik masuk jalur pelayaran dagang dunia.
Saat ini konflik Libya mulai mereda setelah Erdogan berhasil mengajak Putin ke meja perundingan beserta kedua pihak bertikai setelah kekuatan jenderal Haftar dibabat habis dan pasukan bayaran Wagner Rusia tunggang langgang kabur ke negerinya.
Ditambah konflik Sudan yang baru kembali pecah dimana antara Sudan selatan yang didukung Amerika melawan rezim Sudan utara yang didukung Mesir dan Rusia agaknya bakal kembali menimbulkan reaksi dari Erdogan untuk menstabilkan situasi.
Dari kasus-kasus diatas kita lihat bagaimana peran vital Erdogan membawa Turki sebagai kekuatan penyeimbang di kawasan dan tak bisa kita bayangkan bagaimana kacaunya kawasan Mediterania dan Timur Tengah bila bukan Erdogan sang "Equalizer" -yang memfilter semua kepentingan barat dan Rusia- yang memimpin Turki.
(*)