Sandiaga Uno - PPP, Sama-sama Untung

[PORTAL-ISLAM.ID] Perpindahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke PPP dinilai menguntungkan kedua pihak. Eksistensi Sandiaga bakal lebih terlihat saat bersama PPP ketimbang Partai Gerindra, terutama menjelang Pemilu 2024.

“Dalam berpartai butuh kenyamanan dan butuh diakui eksitensinya secara komprehensif sehingga dia punya kesempatan dan punya pengaruh di partai dan itu tidak didapatkan di Gerindra. Ini berbeda dengan peluang yang mungkin diberikan oleh PPP kepada Sandi untuk turut berkiprah. Sedangkan di Gerindra jadi alat politik, tidak praktis karena Gerindra selalu di bawah bayang-bayang Prabowo (Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto),” ungkap Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, Selasa, 25 April 2023.

Keuntungan bagi PPP, kata dia, partai berlambang kabah ini telah lama kehilangan figur atau sosok yang bisa menjual sekaligus meroketkan nama partai. Sehingga, kehadiran Sandi bisa menjadi jawaban atas kondisi PPP yang mengalami kemerosotan figur dalam partai.

“Karena memang (PPP) membutuhkan sosok yang menjual, selama ini kehilangan tokoh yang menjual dan tidak ada satu refresment dan butuh sosok yang menjawab. Jadi saling take and give PPP setelah 1999 dan 2004 drastis turun. Sebelum Romahurmuziy tersandung kasus hukum sudah prolematik partai itu dan diperburuk kejadian itu,” papar dia.

Duet Ganjar-Sandi

Dia pun menyoroti kemungkinan duet Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2024. Dia menilai peluang itu kecil kemungkinan terjadi. PDIP masih berhitung peluang untuk menang.
 
“Ada peluang itu tapi tidak terlalu besar karena ada pilihan yang lebih menjual. PDIP masih berhitung tokoh yang bisa menjual,” ucap dia.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, mengatakan perpindahan Sandi ke PPP bukan tanpa sebab. Skema itu, kata dia, dibuat Presiden Joko Widodo agar dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.
   
“Keliatannya Sandi masuk dalam skema Jokowi memberi tugas ke Sandi dan Sandi keluar dari Gerindra ada penugasan dan penugasan itu sepertinya dari Jokowi. Kenapa meninggalkan Gerindra mungkin ada angin surga dari Jokowi untuk menjadi cawapresnya Ganjar. Tanpa perintah Jokowi saya melihat Sandi tidak berani karena terlihat (PPP) parpol buncit di Parlemen saya melihatnya dari skema tersebut,” ujar dia.

Di sisi lain, PDIP sebagai pengusung Ganjar memang membutuhkan dukungan dari kelompok Islam dan Sandi dianggap dari kelompok Islam. PDIP-PPP juga punya pengalaman mengusung Megawati Soekarnoputri-Hamzah Haz dalam pilpres sebelumnya, namun situasi politik sekarang berbeda dengan saat itu. Sehingga, koalisi PDIP dan PPP bisa diuji dalam Pilpres 2024.
 
“PDIP dan PPP harus diuji dalam Pemilu 2024 nanti apakah seandainya Ganjar dan Sandi bisa menang atau tidak kita lihat saja ke depan perkembangan dan dinamika politiknya seperti apa. Boleh saja PDIP dan PPP punya historis romatisme. Jadi perlu kerja keras untuk bisa unggul memenangkan petarungan," ujar dia.

[Sumber: Medcom]
Baca juga :