Nur Fitriyah As'ad:
Salah satu ikhtiar yg kulakukan selama menjadi single parent sekian lama agar tdk terlilit hutang: Menahan diri untuk beli-beli barang2 yang tidak terlalu manfaat. Yg cm memenuhi nafsu mata doang.
Bodo amat terlihat gembel, ketimbang pusing karena duit habis.
Harus pintar2 menekan pengeluaran dan sekreatif mungkin mencari sumber pemasukan jangka panjang. Sebisa mungkin ada tabungan.
Bahkan saya melakukan langkah anti-mainstrem, anaknya tdk sekolah, tdk mondok, untuk menekan biaya rutin tiap bulan.
Tahu sendiri kan, masuk pondok itu jutaan, begitu juga biaya bulanannya di atas sejuta.
Pilihannya, emak yang belajar. Saya mikir, klo sy yang belajar, dengan biaya yg sama dengan Afifah belajar, insya Allah lebih banyak emaknya dapat ilmu, dan bisa diajarkan ke Afifah. Emak juga jd ikut pintar, dan bisa diajarkan ke orang lain, yang hal ini setidaknya bisa membantu perekonomian keluarga.
Saya juga lebih memilih tinggal di kos-kosan bulanan ketimbang kredit rumah atau ngontrak tahunan. Klo duit lagi mepet, tinggal di kos murah, klo duit lg lumayan, tinggal di kos yg lbh bagus.
Saya tdk mau memaksakan hal yg tdk saya sanggup.
Kalau tdk demikian, bisa ambyar.
Apalagi saya bukan single parent berharta yg dapat warisan dr orang tua dan suami.
Bagi yg kenal saya bbrp tahun lalu, tahu bgt bagaimana gembelnya kami berdua. Pergi ngajar dari Bogor ke Tangerang, dengan baju yg itu2 aja. Afifah bajunya tdk ada matching2nya. Yang penting menutup aurat.
Prinsipku, mending punya sedikit barang, mending terlihat gembel, ketimbang mau makan sampe kerepotan.
Tutup mata aja klo ada brg2 yg bikin ngiler. Prabot2 cantik, dll. Mending duitnya ditabung atau buat bayar guru, lbh manfaat.
Untuk para single parent yang sedang berjuang demi anak2nya, lebih baik klo ada uang buat upgrade diri atau dikelola untuk masa depan, ketimbang beli printilan yang kadang tdk dipakai.
Peluk sayang dari Mak Pipeh, semoga rejeki kalian berlimpah2, sehat selalu, anak Sholih-sholihan dan mudah diatur. Aamiin. 🤲 ❤️
(fb)