Surga Kami Tidak Diobral

Surga Kami Tidak Diobral

Dulu, di sebuah forum ada seorang bapak-bapak beragama lain tiba-tiba nyeletuk ke hadirin yang kebanyakan Muslim.

Dalam Islam yang bukan Islam tidak masuk surga ya?

Dijawab sama hadirin: Iya

Nah, itulah bedanya dengan kami, kalau di kami apapun agamanya, selama dia berbuat baik sesuai agamanya, maka akan masuk surga.

Lalu ada yang nyeletuk, wah surganya diobral dong.

Saya dalam hati terpikir:
Lah kalau orang di luar agama dia bisa dijamin masuk surga, lalu buat apa dia capek-capek ngajak orang ikut agamanya. Apa mungkin Tuhan yang benar seperti itu? Satu sisi ngasih suatu ajaran untuk ditaati manusia, tapi di sisi lain ada ajaran lain (yang dianggap tidak jelas asalnya) diakui juga jadi jalan tol ke surga. Sungguh konsep yang janggal dan tidak masuk akal.

Tentu prinsip mengobral surga tidak ada dalam Islam. Sebab Islam adalah agama perjuangan.

Meyakini Islam sebagai agama yang benar itu perjuangan. Beramal adalah perjuangan. Meninggalkan dosa juga perjuangan. Hanya untuk memahami Tuhan yang benar pun harus berjuang, memutar otak, memeras pikiran apa mungkin Tuhan begini atau begitu.

Bahkan meski sudah beramal segunung, masih ada lagi perjuangan berat di hati yaitu keikhlasan. Kalau tidak ikhlas, mau amalan segunung atau punggung yang bongkokan setelah beribadah, semua musnah tak artinya seperti debu tertiup angin.

Sebab ikhlas adalah perjuangan hati, setiap saat dari segala bisikan, tiap detik dari setiap hawa nafsu. Bahkan yang mati berjihad saja bisa dilempar ke neraka karena punya niat selain Allah.

Setelah berjuang menjaga hati agar tetap ikhlas ternyata masih belum selesai, karena akhirnya dikembalikan pada rahmat Allah.

Di Little Project, ada anggota tim yang sejak awal bencana Cianjur hingga hari ini tidak pernah berhenti bertugas kecuali beberapa hari saja untuk rapat. Sekarang sedang menyelesaikan pembangunan masjid, sekolah, mushola dan mengebor sumur-MCK.

Begitu juga dengan tim di Turki, sejak hari pertama gempa sampai Ramadhan hari ini tidak pernah keluar lokasi kecuali beberapa hari saja untuk urusan administrasi.

Mengapa demikian, sebab ada pesan dari beberapa orang Suriah yang isinya sama: Istirahat nanti kalau sudah di surga!

------------------

Bukan janji surga, tapi sedikit upaya membuka perjuangan mencari pintu surga, berdasar hadits mulia.

Dari Sa’id bin Al-Musayyib, dari Sa’ad bin ‘Ubadah, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ

“Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal dunia, apakah boleh aku bersedekah atas namanya?”

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Iya, boleh.” Sa’ad bertanya lagi, “Lalu sedekah apa yang paling afdal?”

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Memberi minum air.” (HR. An-Nasai, no. 3694 dan 3695. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lainnya).

Sekarang sudah terkumpul patungan Rp 273 juta. Insya Allah segera beli alat dan mengebor ratusan sumur, lalu dari ratusan sumur itu akan menjadi amal jariyah bagi kita semua.

Rek patungan:
BSI - 7800000418
Atas nama Water4Jannah

Tidak perlu konfirmasi.

Seluruh donasi patungan alat 100% disalurkan untuk pembelian mesin.

Pega Aji Sitama
(Co-Founder Little Project)

Baca juga :