KEZALIMAN AKAN SIRNA

Burung memakan semut. Setelah burung itu mati, giliran semut yang memakannya. 

Keadaan pasti akan berubah. Ia bergerak bersama waktu, dari hari ke hari hingga kelak berganti tahun. 

Hanya ujung waktu yang akan memberikan ketetapan, sebab di sanalah keabadian itu tercipta.

Maka, jangan pernah menzhalimi orang sedikitpun. Sebab kau yang hari ini sangat kuat, ingatlah bahwa masa selalu lebih kuat darimu.

Ada banyak orang yang tidak kebagian harta. Atau ia memang sengaja tidak ikut berebut, ketika harta tersebut dibagi-bagi. Seorang bertanya pada temannya, “Kenapa kita tidak kebagian harta itu?” 

Di kemudian hari, harta-harta itu ternyata mengantarkan pemiliknya ke rumah sakit, dengan ragam penyakit yang mengerikan. Teman yang ditanya pun menjawab, “Apakah sekarang kita juga akan bertanya, kenapa kita tidak kebagian penyakit?” 

Kekuasaan sering membuat buta. Buta mata, buta hati. Seakan pemiliknya menganggap bahwa kekuasaan itu seperti serigala yang menghuni rimba. Menerkam siapapun yang coba melawan. Bahkan yang tak melawan pun akan dihabisi!

Tapi kemana perginya Saddam Husein? 

Dengan cara apakah akhirnya Firaun mati? 

Rahwana yang berkepala sepuluh pun harus tamat riwayatnya!

Maka sebelum comberan menjijikkan kau renangi, segeralah sadar. Terlebih tiang gantungan yang sekarang kau pakai menggantung banyak orang, sesungguhnya tiang itu selalu menunggu, “Kapan giliranmu?”

Laut merah mungkin sudah tahu jauh sebelumnya, bahwa ia akan menenggelamkan Fir'aun. Tapi Fir'aun tak pernah membayangkan kejadian buruk itu. Hingga sampailah ia pada puncak kezaliman. Ia menampik ajakan Musa dan Harun untuk bertaubat. 

Rahwana dengan berbagai kesewenangan dan kelalimannya, bisa melakukan apa saja. Tapi toh akhirnya ia dikalahkan Rama. Segenap kesaktiannya tak bisa melindungi dirinya. Sebab kezaliman pasti akan berakhir. 

Abu Jahal dan kawan-kawan suka menyiksa para sahaya. Sumayyah dan Yasir adalah dua korban kebiadaban mereka. Ammar dan Bilal pun tak luput dari kebiadaban mereka. 

Tapi akhirnya Badar menjadi kebinasaan Abu Jahal. Kepalanya putus dipenggal Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu. 

Tapi sebelum Abdullah bin Mas'ud menghabisi Abu Jahal, ternyata yang lebih dahulu membuat gembong musyrikin itu tak berdaya, adalah dua anak kecil: Mu’adz bin Amru dan Mu’adz bin Afra radhiyallahu 'anhuma. 

Maka, kalian yang saat ini menggenggam kekuasaan, jangan pernah berpikir bahwa kezaliman yang kalian lakukan tak akan berakhir. 

Hanya ada dua pilihan, kezaliman kalian dihentikan Tuhan dengan kebinasaan, ataukah kalian mau bertobat sebelum kebinasaan itu datang.

وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗوَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚ

Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya sendiri), tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim, ketika mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?” [QS 42: 44]

(Ustadz Abrar Rifai)
Baca juga :