ESEMKA
By TERE LIYE
Saya tidak peduli sebuah mobil diimpor bulat2 dari Mars, lantas ganti merk, ganti nama, dijual ke konsumen Indonesia, diakui sebagai mobil nasional. Karya anak bangsa. Silahkan.
Bodo amat. Bukan urusan saya. Saya tdk dirugikan. Toh, saya tdk beli ini. Dan sama sekali tidak tertarik beli.
Nah, yang jadi urusan saya adalah: saat sebuah perusahaan mobil memiliki privelege, lantas lembaga-lembaga pemerintah, mulai dari TNI, dll pesan itu mobil, wah, wah, sebentar Tuan, Nyonya, kamu beli itu mobil sudah sesuai prosedur tidak? Yakin kualitasnya? Memangnya merk lain tidak bagus?
Kamu gelontorkan duit negara untuk membeli mobil yang entah apa kualitasnya. Ratusan, ribuan mobil kamu beli pakai duit negara, berhentilah bersilat lidah, kamu sudah analisis pembelian ini? Atau gara-gara privilege saja? Karena mobil ini 'diendorse' seseorang?
Nah, kenapa jadi urusan saya? KARENA saya bayar pajak, bedebah. Elu kira tinggal di negeri ini gratis? Elu sih enak, semua dibayarin negara. Bahkan pajak penghasilan elu juga ditanggung negara. Semua fasilitas dari negara. Jutaan penduduk lain kan tidak, mereka bayar pajak. Dan mereka berhak kritis atas penggunaan duit ini.
Paham tidak?
Silahkan saja jika mobil2 ini dijadikan alat politisi jualan. Seolah mendukung industri mobil nasional. Manis banget itu mulut bicara, padahal faktanya belum tentu. Silahkan. Tapi sekali bawa-bawa uang negara, lembaga-lembaga pemerintahan beli, dll, tunggu dulu, kamu beli mobil ini karena yakin 100% mobil nasional? Merasa mendukung karya anak bangsa? Astaga. Karya bangsa siapa, cuy? Mars?
Pada akhirnya, terlepas dari keributan soal mobil gaib satu ini, waktu akan membuktikan. Karena bisnis adalah bisnis. Jika kamu cuma modal netek ke pemerintah, berharap proyek-proyek pembelian mobil dari pemerintah, berharap subsidi, kamu tidak akan bertahan.
Berharap netizen pendukungmu beli? Ngimpi. Netizen-netizen yang buas sekali mendukung mobil gaib ini juga mikir berkali-kali buat beli. Bukan mikir soal kualitasnya, lah duitnya saja belum tentu ada. Pun kalau ada duitnya, sebagian besar mereka juga mikir mending beli merk lain.
Ini teh mobil, kualitas selalu penting, ada harga ada barang, ini bukan buku bajakan. Nah, kalau buku bajakan, mau sejelek apapun kualitasnya, netizen tetap rebutan beli.
(fb)