Filosofi dan Komitmen Kuat Anies untuk Perubahan Indonesia

[PORTAL-ISLAM.ID]  Pengamat politik M Rizal Fadillah membuat artikel menarik hari Senin (23/1) yang viral di media sosial mengenai kemunculan Anies sebagai capres fenomenal karena berasal dari keinginan rakyat dan ditentang oleh kelompok yang didukung oligarki.

“Semangat ingin memperpanjang jabatan Presiden tiga periode mendapat tantangan serius. Penentangan itu di samping dalam rangka memenuhi aturan Konstitusi juga karena kerinduan terhadap perubahan atas pola pengelolaan yang dijalankan Pemerintahan Jokowi selama ini,” tulis Rizal di awal.

Ada yang menyatakan cukup dan segera pertanggungjawabkan. Adapula yang mengajukan resolusi agar kelak memberi sanksi hukum kepada para perusak negeri. Kenyataannya beban rakyat sangat berat mulai dari hutang, pajak hingga biaya hidup. Rezim Jokowi dinilai tidak membahagiakan, menurut analisisnya.

Rizal mengobservasi bahwa munculnya figur Anies Baswedan sebagai Calon Presiden adalah untuk menjawab kehausan dan kerinduan rakyat pada perubahan tersebut.

“Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat meski belum melakukan deklarasi bersama untuk Anies Baswedan namun telah membentuk aliansi yang bernama Koalisi Perubahan,” catatnya.

Dalam salah satu acara mengenai “Ekonomi Kerakyatan” di Bandung tanggal 21 Januari 2023, Anies Baswedan menjelaskan konsepsi atau filosofi dari perubahan yang dicanangkan yang menunjukkan pembeda Anies jika dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor lainnya.

Rizal mencatat, ada empat filosofi itu bersifat kumulatif, yaitu :

Pertama, meningkatkan hasil yang sudah ada. Artinya negara ini tidak dalam kondisi nol tetapi ada produk. Produk sejak masa merdeka itu tentu banyak yang baik. Atas yang baik itu bukan saja harus dipertahankan tetapi juga ditingkatkan.

Kedua, mengoreksi yang buruk, menyimpang atau usang. Perbaikan baik reformasi atau restorasi atau apapun namanya hakekatnya adalah tidak membiarkan suatu keadaan itu tetap buruk. Mengkritisi dan mengoreksi dengan gigih. Mengubah menjadi baik.

Ketiga, menghentikan yang seharusnya dihentikan. Berbagai proyek yang dijalankan secara tidak matang lalu mangkrak perlu pertimbangan untuk dihentikan. Demikian juga dengan agenda ambisius yang kurang bermanfaat hentikan saja. Kasus reklamasi adalah contoh.

Keempat, inovasi atau berkreasi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Membuat sesuatu yang baru jelas merupakan perubahan. Mengadakan yang asalnya tidak ada. Kreasi atau stagnasi adalah pilihan. Perubahan maknanya adalah kreasi untuk menembus stagnasi.

“Anies Baswedan dari sisi kualifikasi memang mumpuni. Dalam dan luar negeri.”

Karena itu, di negeri yang sehat maka kompetisi itu murni berbasis dukungan rakyat. Figur beradu kualitas dan kepantasan. Bukan dengan pola ganjal mengganjal, cari-cari kesalahan atau melakukan kejahatan “membunuh” lawan dengan menggunakan alat kekuasaan. Apalagi kemudian mendorong boneka yang hanya bertumpu pada dukungan pemodal, catat Rizal.

“Perubahan itu suatu keniscayaan dan maksimal tahun 2024 mesti terjadi perubahan. Pemilu harus berjalan. Hanya mereka yang takut kalah, terbongkar kejahatan, serta khawatir akan kelangsungan bisnisnya terganggu yang ingin menunda dengan segala cara.”

Rizal memperingatkan rezim bahwa sementara rakyat sudah bersiap menyambut gembira tumbangnya kezaliman melalui proses demokrasi yang konstitusional.

“Meskipun figur potensial lain juga mampu menjadi Presiden perubahan tetapi yang nampak terdepan saat ini adalah Anies Baswedan mantan Rektor, Menteri dan Gubernur DKI,” tegasnya.

Anies selepas menjadi Gubernur DKI digantikan oleh “pemain” yang mencoba menghapus jejak prestasinya di DKI.

Meskipun demikian Anies kini memiliki panggung silaturahmi yang lebih luas. Ia menyapa dan disapa rakyatnya. Anies Baswedan sedang merebut mahkota pertama dalam proses perjuangan yaitu “Presiden Rakyat”. Pemilu hanya sarana untuk melengkapi status menjadi “Presiden Istana”.

“Pecundang politik, buzzer, dan mistikus mulai gemetar menghadapi masa depan. Anies harus dipukul-pukul. Tapi hukum politik berbunyi ‘semakin dipukul semakin bengkak’. Membesar dan membesar. Sulit menahan laju keinginan rakyat untuk perubahan. Anies ada di depan,” tulis Rizal memperingatkan.

Dengan konsepsi dan filosofi kumulatif pada perubahan berupa peningkatan, koreksi, hentikan dan inovasi maka Anies Baswedan bergerak dengan lentur dan dinamis.

“Ketika Anies bersilaturahmi ke Bandung ia dihadiahi iket Sunda simbol kesabaran dan kewibawaan, pedang lambang perlawanan, buku kebijaksanaan dan pangsi hitam khidmah kebudayaan,” observasi pengamat politik M Rizal Fadillah menutup artikelnya.

Saya dalam kesempatan ini menggarisbawahi bahwa kita harus serius tentang ekonomi kerakyatan, yang kami tawarkan bukan hanya visi, tetapi ini juga sudah dikerjakan dan dibuktikan sehingga bisa diteruskan dan dibesarkan.

Pada saat berdialog dengan tokoh-tokoh Jawa Barat pada Sabtu, 21 Januari 2023 malam, Anies memang berkesempatan mengelaborasi lebih dari visi-misi semata berkaitan dengan isu dan urgensi ekonomi kerakyatan.

“Saya dalam kesempatan ini menggarisbawahi bahwa kita harus serius tentang ekonomi kerakyatan, yang kami tawarkan bukan hanya visi, tetapi juga ini sudah dikerjakan dan dibuktikan sehingga bisa ditingkatkan dan dibesarkan,” ujar Anies mengawali dialog seperti dikutip KBA News dari YouTube Dapur Ngeh, Minggu, 23 Januari 2023.

Menurutnya, satu nama yang tak dapat dipisahkan tentang ekonomi kerakyatan adalah Bung Hatta. Beliau yang meletakkan arah dan tatanan perekonomian Indonesia, yang dicita-citakan sebagai sebuah mekanisme pasar seperti yang dirancang dengan konsep kapitalistik, tetapi didalamnya terdapat unsur keadilan (sosialistik).

Anies juga menjelaskan bahwa dalam perekonomian terjadi distribusi pendapatan, ketika distribusi itu tidak adil dan tidak mensejahterakan semua lalu pemerintah melakukan distribusi ulang, ambil pajak dari mereka yang mendapat pendapatan lalu dibagikan ke mereka yang membutuhkan.

“Dalam gagasan kami proses distribusi harus dibereskan terlebih dahulu sehingga tercapai persamaan kesempatan lewat ekonomi pasar, keadilan diatur di situ. Distribusi harus ditata ulang secara inheren yang membereskan tentang keadilan dan ketimpangan, sehingga yang kecil bisa menjadi besar,” paparnya

Kemudian bagaiman caranya, dia memberikan contoh salah satunya membereskan aspek regulasi dengan membuat yang besar bisa terus tumbuh, yang kecil juga diberikan kesempatan yang setara untuk tumbuh.

“Kami sampaikan gagasannya adalah pasar yang berkeadilan adalah ekonomi kerakyatan di mana keadilan dimasukkan ke dalamnya,” ujarnya

Selain itu Anies juga mengundang para pelaku ekonomi untuk bersama-sama memperkuat ekonomi kerakyatan dengan memberikan masukan apa yang sudah baik dan perlu diteruskan, apa yang perlu dikoreksi, apa yang perlu dihentikan dan solusi apa yang dapat diberikan.

“Saya berharap para pelaku ekonomi ini memberikan bantuan masukan dan solusi kepada kami untuk menyusun detailnya, ke depan kami mengizinkan semua kolaborasi untuk bersama memperkuat ekonomi kerakyatan,” tutupnya. [kbanews]
Baca juga :