SG : Bang, Awak ni sudah hampir 20 tahun jadi prajurit. Kalau kemampuan di lapangan jangan ditanya, menembak atau melumpuhkan musuh udah sering. Bisa dikatakan sudah sering "berdarah-darah" di medan tugas, bahkan pernah menyabung nyawa di Papua. Tapi pensiun awak paling paling nanti pangkat Bintara bang.
Tapi ada pula Pesulap tidak pernah latihan, aku yakin dia tidak bisa menembak bahkan mungkin kalau lihat OPM dia akan lari terkencing-kencing, kok bisa langsung dapat Letkol.
Gw : Kau ada kekurangan kutengok
SG : Apa itu Bang?
Gw : Sstt sini (gw ngomong setengah berbisik didekat telinganya). Kau ga Jago "Menelikung", itu saja salah kau.
Sehebat apapun keahlian kau. Mau "berdarah-berdarah" atau "mandi darah". Walaupun kau sudah melumpuhkan ratusan musuh. Mau 1 peluru kau tembakan bisa membunuh 10 musuh sekaligus. Tetap saja kau pensiunnya bintara, tidak akan pernah dapat kenaikan pangkat luar biasa, apalagi bermimpi jadi Letkol.
SG : Oya, Dimana belajar keahlian "Menelikung" itu bang? (tanyanya dengan suara kencang saking bersemangatnya)
Gw : Aih, Maakjang... sudah-sudah, jangan ngomong keras-keras! Jangan kau ulangi kata-kata itu didepan orang-orang! Sensitip! tau, sensitip?! (lanjut gw sambil menutup mulutnya dg tangan gw)
-T Gusmand-