4 Faktor yang Membuat Maroko Tampil Apik di Piala Dunia 2022
Maroko mampu membuat mata penggemar sepakbola terkesima lewat permainannya di Piala Dunia 2022. Tidak ada yang memprediksi bahwa Singa Atlas bakal bisa melaju ke babak perempat final. Selain tangan dingin sang pelatih dan kualitas pemain yang cukup mumpuni, ada beberapa faktor lain yang membuat Maroko bisa tampil mengejutkan.
Berikut adalah 4 faktor di antaranya:
1. Investasi besar pada pembangunan fasilitas sepakbola berstandar FIFA
Apa yang dicapai Maroko saat ini tidak lepas dari peran besar sang raja, Mohammed IV. Sejak 2009, ia sangat gencar membangun segala sarana dan prasarana sepakbola termasuk pembuatan Akademi Mohammed VI yang menelan dana tak kurang dari Rp 268 miliar.
Bahkan di tahun 2019 ia kembali memperluas areanya menjadi 30 hektare dan meng-upgrade fasilitasnya sesuai standar FIFA. Hasil pembangunan ini pun telah banyak melahirkan pemain-pemain top di Liga Maroko maupun yang hijrah ke benua Eropa.
Selain fokus ke sepakbola pria, di akademi ini juga membina talenta pesepakbola wanita di negara yang beribukota di Rabat tersebut. Hasilnya timnas wanita bisa mencapai final Piala Afrika Wanita di tahun 2021 dan lolos ke Piala Dunia wanita 2023.
2. Pembinaan pemain muda yang berjenjang
Setelah menyediakan fasilitas yang lengkap dan modern, Maroko juga intens melakukan pembinaan pemain muda secara berjangka baik pesepakbola pria maupun wanita. Bahkan federasi sepakbola Maroko (FRMF) bekerja sama langsung dengan FIFA terkait ke berjalannya. Bahkan Maroko sangat menekankan untuk pemain U-18 untuk segera berkarier di Eropa.
Walhasil para pemain muda Negeri Matahari Tenggelam sudah memenangkan beragam gelar seperti peraih medali emas di Islamic and Mediterranean Games, Juara U-21 Danone Cup di Marrakech dengan 10 pemain dari Akademi, pemenang medali emas di Francophone Games, juara African Youth Games, dan pemenang Kejuaraan Afrika.
3. Pengelolaan liga yang profesional
Di level liga, Maroko terbilang salah satu negara dengan liga terbaik di Afrika. Dua klub terbesarnya, Wydad Casablanca dan Raja Casablanca adalah dua tim yang cukup dominan di turnamen Liga Champions Afrika dan keduanya telah merengkuh 6 gelar.
Gemilangnya dua klub tersebut tidak lepas dari pengelolaan liga yang profesional. Di mana regulator liga menerapkan peraturan yang ketat terkait stadion, fasilitas pelatihan, hak televisi yang adil, dan mendorong klub menjadi entitas bisnis. Bahkan beberapa klub Liga Maroko menjadi salah satu destinasi para pemain Afrika karena menjanjikan nominal gaji yang menggiurkan.
4. Pemberdayaan pemain migran
Salah satu hal paling menonjol dari tim Singa Atlas adalah sistem pemberdayaan para pemain migran yang baik. Pasalnya Maroko pernah ditinggal besar-besaran oleh penduduknya ke benua Eropa karena krisis ekonomi yang melanda di tahun 1970-an. Hal ini menyebabkan banyak orang-orang keturunan Maroko yang lahir dan besar di negara lain dengan sistem pembinaan sepakbola yang sudah mumpuni.
Beruntungnya, anak-anak tersebut punya nasionalisme yang tinggi pada tanah leluhurnya dan memilih memperkuat Timnas Maroko dibanding negara tempat mereka tumbuh. Hasilnya skuad Timnas Maroko dari tahun 2018 hingga sekarang sangat didominasi para pemain migran. Sehingga secara tidak langsung meningkatkan kualitas permainan tim. Sebut saja Achraf Hakimi, Hakim Ziyech, Yassine Bonnou dan masih banyak lagi.
🇲🇦Morocco's success at the 2022 World Cup is not a fluke.
— FIFA World Cup Stats (@alimo_philip) December 7, 2022
🏆CAF Champions League
🏆CAF Women's Champions League
🏆CAF Confederations Cup
🏆CAF Super Cup
🏆CHAN Winners
🥈WAFCON Finalists
🌍 1st Ever FIFA World Cup Quarterfinals
🔝 2022 Exploits#FIFAWorldCup|#MAR|#MARESP pic.twitter.com/n26pG4Qv6L