Untunglah Bung Tomo Teriak TAKBIR Tahun 1945, Kalau Teriakannya di Tahun 2022 Bisa Dicap RADIKAL

[PORTAL-ISLAM.ID]  “Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

Tepat pada 77 tahun silam, pada 10 November 1945 terjadi pertempuran Surabaya. Melalui pidatonya, Bung Tomo membangkitkan gelora semangat arek-arek Suroboyo untuk memukul pasukan Inggris.

Seruan takbir yang dilontarkan oleh Bung Tomo merupakan satu rangkaian jihad dari Kiai Hasyim Asy’ari. 

Peristiwa 10 November 1945 merupakan momentum bersejarah yang klimaks dari perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Seruan takbir Bung Tomo di satu sisi mengagungkan asma Allah (hablun minallah) yang secara vertikal memohon kekuatan dari Allah dan menyemangati rakyat (hablun minannas). Seruan ini secara horizonal menyatukan kekuatan untuk melawan kezaliman saat itu.

Bung Tomo bertugas menyemangati arek-arek Suroboyo dan sekitarnya karena sudah mendapat wewenang berdasarkan resolusi jihad dari para ulama, khususnya dari KH Hasyim Asy'ari. 

Inilah yang menjadi senjata yang paling ampuh bagi santri yang digerakkan oleh Bung Tomo dengan seruan takbir itu.

Sosok Bung Tomo tentu saja sosok yang religius. Sebab, dia yakin dengan jihadnya dari para kiai bisa menjadi senjata yang paling ampuh untuk mengusir penjajah.

Setelah keluarnya Resolusi Jihad, para kiai membentuk pasukan fisabilillah yang dipimpin oleh KH Masykur dan terjadilah pertempuran 10 November. 

Efek resolusi jihad itu bergulir di tengah umat yang dengan gigih menyerang penjajah walau dengan senjata yang amat sederhana, yaitu bambu runcing dan seruan komando Allahu Akbar!!!


Baca juga :