Warga: Sudah naikkan BBM sebanyak 7 kali, baru sekarang bilang subsidi tidak tepat sasaran... Rezim ngapusi

[PORTAL-ISLAM.ID] Masyarakat mayoritas menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah Jokowi. Alasan subsidi tidak tepat sasaran juga dianggap bohong belaka alias ngapusi. 

"Sudah naikkan BBM sebanyak 7 kali, baru sekarang bilang subsidi tidak tepat sasaran.. Saat butuh uang nya untuk nafsu tidak prioritas disaat saat sulit, baru bilang subsidi tidak tepat sasaran."
 
"Masa mau perbaiki bangsa ini dengan tipu tipu dan ngawur. Rezim ngapusi. Rusak... rusak, bangsa ini," ungkap Elvis Hartanto yang disuarakan di media sosial.

Harga BBM Naik 7 Kali di Masa Presiden Jokowi, Terakhir Paling Tinggi

Seperti dilansir Liputan6.com, selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat telah 7 kali menaikkan harga BBM subsidi. Terbaru pada 3 September 2022, yang merupakan kenaikan paling tinggi.

Pada pengumuman Sabtu (3/9/2022) kemarin, pemerintah memutuskan mengubah harga Solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter, Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, dan Pertamax Rp 14.500 per liter. Secara sederhana, kenaikannya berkisar Rp 1.700-2.550 per liter.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan membeberkan Jokowi 7 kali mengubah harga BBM Subsidi.

Rinciannya, pada 17 November 2014, 1 Januari 2015, 1 Maret 2015, 28 Maret 2015, 30 Maret 2015, 10 Oktober 2018, dan 3 September 2022. Pada 2014-2018, kenaikan berkisar dari Rp 400-2.000 per liter.

"Iya (kenaikan BBM kali ini paling tinggi), 17 November 2014 hanya di Rp 2.000 (per liter)," kata dia kepada Liputan6.com, Minggu (4/9/2022).

Menurut catatan Liputan6.com, Jokowi berkali-kali mengubah harga BBM subsidi sejak ia menjabat pada 2014 lalu. Namun, jumlah ini seiring dengan dinamika di awal periode kedua ia menjabat.

Kemudian, belum termasuk juga dengan hitungan peralihan BBM penugasan dari Premium ke Pertalite yang sama-sama mengalami penyesuaian harga.

Sejak 2014-2016 saja misalnya, Jokowi 7 kali mengubah harga BBM Subsidi. 
Baca juga :