[PORTAL-ISLAM.ID] OLEH: TONY ROSYID
ADA yang tanya: kenapa Anies harus dijegal? Pertama, karena Anies potensial menang. Banyak pihak yang meyakini Anies tak terkalahkan jika nyapres di 2024. Keyakinan ini bukan hanya datang dari para pendukung Anies, tapi juga dari mereka yang tidak suka dan tidak ingin Anies jadi presiden.
Inilah alasan kenapa Anies harus dijegal. Kalau tidak potensial menang, ngapain dijegal? Buat apa keluar begitu banyak biaya untuk jegal Anies? Biarain saja. Toh akan kalah.
Karena peluang menangnya besar, maka dijegal. Jegal sebelum menang. Semua biaya dan upaya hanya punya tujuan untuk ini.
Kedua, kalau Anies jadi presiden, mereka anggap ini bahaya. Bahaya bagi siapa? Ya bagi kepentingan mereka. Bahkan bahaya bagi nasib masa depan mereka.
Jadi Gubernur DKI saja, reklamasi enggak berlanjut. Alexis tutup. Bisnis-bisnis ilegal di Jakarta tiarap. Mafia properti tak bisa bergerak leluasa.
Setoran yang selama ini diterima para politisi banyak yang setop. Saham bir dijual. Anies jadi Gubernur DKI, banyak pendapatan dan bisnis ilegal tak berjalan seperti sebelumnya. Ini bahaya!
All out mereka kerja keras gagalkan Anies nyapres. Berapapun biayanya dan apapun taruhannya, mereka akan lakukan. Saya dengar ini dari sejumlah politisi kawakan dan pebisnis kakap. Kakap itu artinya punya uang triliunan. Harga mati Anies harus gagal.
Anies harus gagal, itu skenarionya. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Dari mana melihatnya? Selain berbagai info yang otoritatif, kita bisa melihat gejalanya yang begitu banyak.
Semua terkait dengan Anies, di-black campaign. Cari satu angle, habisi Anies di media. Kanopi tembok pembatas di Jakarta International Stadium (JIS) jatuh, jadikan angle dan diramaikan di medsos. Polanya selalu seperti itu.
Apalagi hari ini Anies dipanggil KPK, wah...cyber troops lawan akan menggoreng ini sampai betul-betul garing. Padahal, kasusnya enggak ada. Itulah permainan cyber troops. Yang penting bukan substansinya, tapi sensasinya bung. Pembentukan opini jadi target.
Serangan dan upaya menjegal Anies tak pernah berhenti dan dilakukan dari semua lini. Sistemik, massif, dan terstruktur.
Sejumlah orang yang punya banyak pengalaman di cyber troops ambil bagian di sini. Diduga kuat melibatkan sejumlah institusi dan lembaga-lembaga profesional untuk mencegat Anies agar bagaimanapun caranya tidak bisa nyapres.
Apa yang diungkapkan politikus Demokrat Andi Arief, bahwa Anies berupaya dijegal telah menegaskan kebenaran informasi yang beredar selama ini.
Kenapa Andi Arief teriak? Karena dia melihat begitu serius dan ngototnya pihak-pihak tersebut menjegal Anies nyapres. Keterlaluan! Nurani Andi Arief bicara: ini enggak fair!
Pemanggilan Anies oleh KPK hari ini juga dipersepsi oleh publik sebagai bagian dari upaya menggagalkan Anies nyapres. Banyak yang punya persepsi demikian.
Sebelumnya, KPK beberapa kali menyampaikan ke publik bahwa akan secara serius mengusut Formula E. Pertanyaannya: apa yang diusut? Tak biasanya KPK mengumbar pernyataan ke publik seperti itu sebelum jelas kasusnya.
Info dari salah satu kawan yang menjadi Wakil Ketua DPRD DKI, sudah ada berbagai kajian dan dengar pendapat dengan para akademisi dan ahli hukum, bahwa tak ada unsur pelanggaran di Formula E. Maka kemudian, publik lebih melihat ini semua ada kaitannya dengan unsur politik.
Tapi, ya itulah politik. Seringkali tabrak sana tabrak sini. Halalkan semua cara untuk tercapainya suatu tujuan. Tampak sekali bahwa semua kekuatan dan akses akan dioptimalkan untuk jegal Anies.
Akan ada banyak ranjau yang dihadapi Anies ke depan sebelum melaju ke pilpres 2024. Ranjau itu dikelola oleh orang-orang yang profesional dengan dukungan akses dan logistik yang memadai.
Segala upaya akan dilakukan dan semua jalur akan dipakai untuk mengadang Anies agar tidak bisa nyapres. Luar biasa jika Anies bisa lolos dari ini semua. Mampukah Anies mengikuti takdirnya James Bond? Selalu sukses lolos dari setiap penjegalan?
Anies akan terus dicari kasusnya. Semua partai akan dilobi, bahkan ditekan agar tidak calonkan Anies. Ke depan, pengadangan terhadap Anies akan semakin vulgar. Engak malu-malu, dan enggak peduli soal aturan dan etika demokrasi. Pokoknya, yang penting Anies gagal nyapres.
Jika Anies lolos dari segala bentuk penjegalan, berarti ia sosok luar biasa. Layak disebut sebagai James Bond Indonesia.
(Penulis adalah pengamat politik dan pemerhati bangsa)