[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengaku terpukau dengan transformasi pembangunan yang terjadi di Jakarta setelah dua dekade ia tidak mengunjungi ibu kota negara Republik Indonesia.
"Jakarta sangat berubah. Kota ini memiliki peningkatan luar biasa. Kini tampak infrastruktur kota Metropolitan, yang dulu belum ada," ujarnya saat mengunjungi Mal Sarinah bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu, 17 Juli 2022.
Georgieva memuji kemegahan Mal Sarinah yang memamerkan beragam produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut dia, masyarakat Indonesia harus bangga dengan nilai luar biasa yang dimiliki Indonesia.
Petinggi IMF mengunjungi Indonesia dalam rangka menghadiri pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu mengenai tantangan ekonomi dunia.
Georgieva mengatakan saat ekonomi dunia dalam kondisi yang suram, Indonesia justru cemerlang dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan inflasi hanya 4 persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Apalagi Indonesia terus mengembangkan dan memperkuat kemampuan pelaku UMKM yang menjadi penggerak ekonomi di dalam negeri.
Selain menghadiri pertemuan G20, Georgieva juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo berbincang tentang strategi memperkuat ekonomi Indonesia.
"Kami membahas tentang kebijakan yang baik yang membuat Indonesia lebih kuat, dan bagaimana untuk terus membawa Indonesia ke dalam dinamisme dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara besar ini," jelas Georgieva.
Menteri BUMN Erick Thohir mengaku senang atas kunjungan petinggi IMF yang memuji Indonesia. Menurutnya, kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah di alur yang benar dan meminta publik bekerja sama untuk tidak lagi saling menyalahkan agar Indonesia kian maju.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uni menyampaikan bahwa agenda IMF datang ke Indonesia sekarang berbeda dengan 25 tahun lalu, di mana Indonesia dan Jakarta sebagai pusatnya menghadapi situasi yang betul-betul memprihatinkan dan IMF hadir dengan beberapa program kebijakan.
"Kalau kita bandingkan dengan sekarang, mereka datang bukan dengan program kebijakan justru ingin belajar tentang apa yang telah kita lakukan," kata Sandiaga.
(TEMPO)