Keluarga Khalifah Umar

Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiallah ’Anhu apabila ingin membuat peraturan baru bagi masyarakat, sehari sebelumnya mengumpulkan keluarganya dulu di rumah dan menjelaskan peraturan baru tersebut.

“Aku melarang masyarakat bla..bla..bla… masyarakat akan melihat kepada kalian seperti Elang melihat daging, kalau kalian melanggar mereka akan melanggar, kalau kalian patuh mereka akan patuh. Dan apabila aku menemukan kalian melanggar peraturan, demi Allah aku akan melipat-gandakan hukuman atas kalian, karena kalian keluargaku. Siapa yang suka silahkan ikuti, yang tidak suka silahkan langgar!”

Keluarga Amirul Mukminin Umar bin Khattab adalah masyarakat yang paling “tersiksa” selama beliau menjabat sebagai Khalifah, mereka tidak punya keistimewaan sama sekali, padahal anggota “Royal Family”, keluarga istana, dan mereka sama sekali tidak mendapat “cipratan berkah” karena ayah mereka Khalifah, dan apabila ada insentif atau subsidi Negara untuk masyarakat, merekalah yang paling terakhir menerimanya.

Bayangkan, ayahmu Presiden yang memiliki wilayah luasnya dari Teluk sampai ke perbatasan Turki dan Irak di Utara, sampai ke perbatasan Libya di barat, dan Iran di timur, tapi kamu tidak mendapat jabatan apapun, tidak mendapat keistimewaan apapun.

Umar bin Khattab itu benar-benar menerapkan firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Wajar kalau cucunya kelak Umar ll atau Umar bin Abdul Aziz melakukan hal yang sama. Ketika Pangeran Umar ll dilantik menjadi Gubernur Madinah, langkah pertama yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz adalah menyurati sepupunya di Madinah, Salim bin Abdullah bin Umar bin Khattab,

“Tolong tulis kisah hidup dan bagaimana Umar bin Khattab memimpin, supaya aku bisa menirunya.”

Salim menjawab, "Akan kutulis. Kalau kamu bisa berbuat seperti Umar pada rakyatmu, maka kamu lebih baik dari Umar bin Khattab."

Suatu ketika pada malam Hari Raya Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz masuk ke rumahnya, anak-anaknya diam tidak menyambut ayah mereka seperti biasa. Umar melirik ke istrinya seakan bertanya “Ada apa?”, istrinya mengatakan “Mereka ngambek, besok Hari Raya tapi sampai saat ini mereka belum mendapat baju baru.”

Ayah itu mendekati anaknya dan memeluk mereka, “Benar kalian marah karena tidak ada baju baru untuk besok? Ayah bisa pergi ke Baitul Mal dan mengambil uang untuk membelikan kalian apapun yang kalian mau, lebih dari baju baru. Tapi, apakah kalian mau besok di Akhirat ayah kalian masuk Neraka?” Kata Umar, mendengar itu anak-anaknya menangis.

“Tidak ayah, kami tidak butuh baju baru! Kami mau ayah saja”. Mereka menangis dan memeluk ayahnya. “Besok kami pakai baju baru tahun lalu saja, kami hanya mau ayah!”

Saat mengatakan itu, Umar bin Abdul Aziz itu adalah Presiden yang memiliki wilayah yang luasnya meliputi Saudi Arabia, Mesir, Suriah, Irak, Jordan, Lebanon, dan Iran hari ini! Bahkan lebih!

Rahimallah Umarain…

[Saief Alemdar]

Baca juga :