Ternyata Selama Ini Saya Salah...
Lama saya menghindar dari BPJS. Dan seumur umur saya nggak pernah pakai BPJS, meski sejak 2014 saya "terpaksa" sekeluarga mendaftar sebagai peserta BPJS mandiri.
Saya ikut BPJS disebabkan seluruh karyawan saya wajib mengikuti BPJS, baik BPJS kesehatan maupun tenaga kerja. Sebagai owner perusahaan secara otomatis saya terdaftar didalamnya.
Meski setiap bulan saya bayar iuran, tetapi saya tidak pernah menggunakannya. Termasuk saat anak saya opname selama beberapa pekan karena penyakit "aneh" steven jhonson dan istri juga pernah operasi usus buntu, yang tentu menghabiskan dana tidak kecil.
Terus terang ada semacam trauma dan ketakutan soal pelayanan BPJS. Dari berbagai cerita teman dan saudara saya menyimpulkam pelayanan BPJS buruk, belum lagi harus kesana kemari mencari rujukan. Inilah yang membuat saya bersikap "anti" BPJS.
Suatu ketika, istri saya opname di rumah sakit. Biasanya saya selalu pakai kelas VIP. Tetapi hari itu istri menolak dan memilih dikelas 1. Istri berpikiran layanan kelas VIP dan kelas 1 nggak jauh beda. Hanya beda, kelas 1 sekamar terdiri 2 pasien.
"Lho bi, pasien sebelah kita ini kok pakai BPJS..??" kata istri.
"Lho iya ta?".
Saya mencoba menelisik lebih jauh dan mengajak dialog dengan keluarga pasien yang kebetulan sekamar dengan kami. Saya berpikir kok bisa pasien BPJS digabung pasien yang bayar mandiri.
Ternyata benar, pasien sebelah ini pakai BPJS. Anehnya, layanannya benar-benar sama, termasuk kualitas makanannya.
"Kalau layananannya sama lalu mengapa saya harus membayar? sementara pasien sebelah gratis (pakai BPPJS)?", gumanku.
Dari sinilah saya mulai terbuka pikiran. Ternyata selama ini saya salah. BPJS jauh lebih bagus layanannya hari ini, gak beda dengan pasien yang bayar mandiri.
Saat sepekan lalu saya harus opname di RSI Surabaya, saya bilang ke anak saya, pakai BPJS saja mbak..!!.
Anak pertama ini terperangah, "serius bi..? tumben?".
Saya hanya menjawab tersenyum.
Akhirnya anak saya ngurus. Ternyata BPJS saya sekeluarga tidak pernah dibayar sejak 2017. Jadinya nunggak 12.500.000 plus denda 2 juta. Ya terpaksa harus dibayar. Karena jika tidak dibayar pun suatu saat akan ditagih pihak BPJS.
Saya memang wajib berpikir, sebagai politisi harus clear soal yang ginian terutama soal pajak, sebab akan dimanfaatkan sebagai "peluru" bagi pihak lain suatu ketika.
Alhamdulilah selama 6 hari saya opname di RSI, saya merasakan nikmatnya layanan BPJS dengan layanan prima.
Saya keluar dari rumah sakitpun, tanpa dipungut sepeserpun.
Bravo BPJS.....
Tapi sssssstttt.....jangan lama lama di rumah sakitnya, kasihan tuh, bisa-bisa tutup semua. Juga potong tuh gaji direksi yang sebulan mencapai 500 juta lebih...!!!
(By Gus Sirot, Ketua DPW Gelora Jawa Timur)
*fb penulis 10-02-2022