[PORTAL-ISLAM.ID] Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah daerah di Sumatera Utara menimbulkan kerumunan warga.
Kerumunan salah satunya terjadi ketika Jokowi membagi-bagikan kaus di Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada Rabu (2/2).
Dalam video yang beredar di Twitter, tampak masyarakat mengerumuni Jokowi yang hendak naik mobil.
Hal tersebut membuat masyarakat yang antusias dengan kehadiran Presiden Jokowi, kesulitan menjaga jarak, bahkan banyak yang terlihat tidak mengenakan masker.
Merespons hal itu, eks Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar pun buka suara.
"Kami sudah kehabisan kata," kata Aziz Yanuar lewat pesan singkat, Sabtu (5/2).
Menurut Aziz, kerumunan yang terjadi saat kunker Jokowi di Sumatera Utara itu sebuah ketidakadilan di masa pandemi.
"Luar biasa zalim dan tidak adil," ucap Aziz.
Sarjana hukum lulusan Universitas Pancasila itu lantas membandingkan kerumunan Jokowi dengan acara Habib Rizieq Shihab yang berujung penjara.
"Sebelah sana (berkerumun) diuber-uber sampai pengawalnya dibunuhi, didenda Rp 50 juta, dan dipenjara. Hukum tajam ke sana, tumpul ke sini," kata Aziz Yanuar.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono memberikan penjelasan mengenai kerumunan warga tersebut.
Heru menyebut warga sangat antusias menyambut Jokowi.
"Mereka sangat antusias," ujar Heru saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/2/2022).
Heru mencontohkan kunker Jokowi ke Dairi. Warga disebut antusias karena baru kali ini Presiden datang ke daerah tersebut.
"Contohnya Kabupaten Dairi sejak 74 tahun baru ini presiden hadir di kabupaten Dairi sehingga antusias," ujar Heru.
Heru juga memastikan rombongan presiden terus menerapkan protokol kesehatan. Tes COVID-19 juga dilakukan secara berkala.
"Rombongan kepresidenan setiap hari di antigen sebelum. Berangkat semua PCR Swab dan setiap pagi antigen dan tentunya prokes," ujar Heru. [jpnn]