Sebagai Warga Melayu di Sumatera, Kalimantan dan sebagian Sulawesi yang secara Geneologi mewarisi Trah Kenusantaraan, maka kami tidak memiliki hubungan dengan "ritual sesajian" itu meski nama Nusantara dibajak.
Katakan saja itu Tradisi Masyarakat Adat Jawa Pagan atau Kepercayaan Animisme pemujaan terhadap eksistensi Jin.
Soal itu tradisi yang syirik atau tidak, nanti kita diskusikan dibelakang, tapi selesaikan dulu nomenklatur istilah Nusantara ini.
Indonesia bukan hanya jawa, budaya nusantara bukan hanya jawa.
Jangan pamer arogansi dan primordial budaya nusantara menjadi budaya jawa.
Kalau Chauvinist dan Primordialist Jawa terlalu Overproud dengan adatnya, dan mengeliminir Islam sebagai bagian dari Keragaman, rasa-rasanya integrasi dengan NKRI perlu dikaji ulang.
Kita menerima NKRI karena semboyan Bhineka Tunggal Ika, bukan karena semboyan Bhineka Tunggal Jawa.
Ttd
(Aly Raihan El-Mishry)