[PORTAL-ISLAM.ID] Nilai tukar lira Turki (TRY) jeblok hingga 55% melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini hingga Jumat pekan lalu. Lira menjadi mata uang terburuk di dunia, sekaligus membuat Turki mengalami krisis mata uang lagi.
Senin kemarin, lira semakin terpuruk hingga menembus TRY 18,3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah.
Tetapi setelah mendengar "sabda" Presiden Recep Tayyip Erdogan, lira berbalik meroket hingga mencatat penguatan 20% ke TRY 13,5/US$. (Bahkan pagi ini sudah 12,37)
Berbicara setelah pertemuan Kabinet, Erdogan mengumumkan beberapa kebijakan yang akan meringankan beban lira Turki. Pemimpin yang sudah berkuasa selama 20 tahun ini mengatakan dengan kebijakan tersebut warga Turki tidak perlu mengkonversi lira menjadi mata uang asing selama lira crash, termasuk memberikan jaminan deposito.
"Kami menghadirkan alternative keuangan bari bagi warga yang ingin meringankan kekhawatiran mereka saat melihat tabungan akibat kenaikan nilai tukar," kata Erdogan sebagaimana dilansir Reuters, Senin (20/12/2021).
John Doyle, vice president dealing dan trading di Tempus Inc. mengatakan rencana pemerintah Turki membuat nilai tukar lira menguat tajam.
"Hal paling penting adalah pemerintah mengatakan mengganti kerugian dalam deposit lira jika mata uang tersebut mengalami pelemahan lebih dalam dari suku bunga yang diberikan bank. Meski pemerintah tidak mengatakan bagaimana mereka akan mengeksekusi rencana tersebut," kata Doyle.
Setelah Erdogan "bersabda" sekitar US$ 1 miliar dilaporkan dijual di pasar, menurut kepala asosiasi perbankan Turki. Penjualan dolar AS tersebut menjadi indikasi pelaku pasar menutup posisi short.
Erdogan juga menyinggung mengenai pemangkasan suku bunga yang dilakukan bank sentral Turki (TCMB). Kebijakan TCMB yang agresif memangkas suku bunga saat inflasi tinggi menjadi pemicu jebloknya lira. Tetapi menurut Erdogan, pemangkasan suku bunga pada akhirnya akan menurunkan inflasi.
"Dengan pemangkasan suku bunga, kita akan melihat inflasi mulai turun dalam beberapa bulan ke depan. Negara ini tidak akan lagi menjadi surga bagi mereka yang kekayaannya bertambah akibat suku bunga tinggi," kata Erdogan.
Saat inflasi tinggi, bank sentral pada umumnya akan menaikkan suku bunga. Tetapi bank sentral Turki (TCMB) justru memangkas suku bunganya secara agresif.