Madam Pang
Kalah dalam pertandingan sepakbola itu lazim. Skor 4-0 juga itu biasa, bahkan dialami tim-tim besar. Brazil yang mengoleksi lima gelar juara dunia saja pernah dibantai dengan skor mencolok, 1-7 oleh Jerman di Piala Dunia 2014. Barcelona dihajar Liverpool 4-0, atau MU yang dipermalukan Liverpool di Old Trafford dengan skor 5-0. Aston Villa yang hanya tim semenjana di Inggris pernah menggulung Liverpool 7-2.
Jadi, kalau kemudian Indonesia dihajar 4-0 oleh Thailand itu juga rasa-rasanya lumrah, tak usah dramatis menyesalinya. Dari semua sisi, tim Garuda memang kalah oleh tim Gajah Perang. Peringkat FIFA, kualitas pemain, pengalaman tanding termasuk mentalitas, Asnawi Mangkualam dkk memang belum setara. Kalau ada yang mau berharap muncul keajaiban di leg kedua, tidak salah juga. Tapi, jangan terlalu tinggi berharap. Kalau jatuh, nanti sakit.
Lalu kenapa para pemain Thailand itu bisa menggila dan memberondong gawang Indonesia dengan empat gol tanpa balas? Jangan iri ya...bisa saja ini salah satunya karena pengaruh penghargaan terhadap mereka. Chanathip Songkrasin dkk baru saja diberi bonus barang-barang mewah, dari Iphone 13, jam Rolex, hingga tas mewah merek Hermes dan Christian Dior. Itu karena mereka lolos ke final. Sila dicek, berapa nilai benda-benda ini.
Itu belum selesai. Kalau Thailand nanti juara, mereka bakal diguyur lagi dengan duit Rp 11 miliar atau 26 juta baht. Dan, percaya saja, itu tidak akan bertele-tele urusannya, apalagi harus menunggu Kemenkeu-nya Thailand memproses, karena duit itu bakal keluar dari kantong pribadi seseorang yang sangat royal dan mencintai sepak bola. Namanya Nualphan Lamsam.
Mau kenal sosok ini? Dialah perempuan hebat dibalik sukses The Elephant War sampai ke final, bahkan kini diambang juara AFF. Di negaranya, ia akrab disapa Madam Pang. Kecintaanya terhadap sepakbola sungguh gila. Wanita ini jadi manajer tim bagi Teerasil Dangda dkk. Ia dipercaya PSSI-nya Thaland memimpin timnas ke AFF, dan ditarget membawa pulang gelar juara.
Nama Aslinya Nualphan Lamsam. Di banch pemain Thailand ia selalu terlihat mendampingi tim. Tampilanya sangat sporty, energik dan penuh semangat. Ia ditunjuk memimpin tim ini ke Singapura sejak Agustus 2021 lalu. Kiprahnya luar biasa. Pernah jadi manajer timnas putri Thailand, dan kini masih berstatus Presiden klub Thai Port FC.
Di luar lapangan hijau, wanita kelahiran 21 Maret 1966 itu seorang pebisnis dan politikus. Ia merupakan CEO perusahaan asuransi Muang Thai Insurance, dan menjadi anggota partai Demokrat, bahkan pernah menjabat Sekjen pada 2006-2016. Jadi kalau hanya bagi-bagi Iphone 13, duit 11 miliar, tas-tas branded, itu cuma seperti beli martabak spesial bagi Madame Pang. Pantas pemain Thailand bermain sangat spartan.
Keberanian Thailand mempercayakan kesuksesan tim kepada seorang perempuan layak dipertimbangkan untuk ditiru oleh Indonesia. Perempuan yang konon punya kepekaan terhadap kebutuhan pria, pasti tahu apa yang terbaik. Segala akomodasi tim, pasti terkelola dengan baik, apalagi jika seseorang seperti Madame Pang, yang tak terlalu tergantung dengan APBN dan duit dari PSSI atau Kemenporanya Thailand.
Tugas manajer dalam sepakbola, salah satunya memperhatikan segala kebutuhan pemain, baik administrasi dan hal lainnya. Ia mengatur semuanya. Bila bertanding keluar, ia harus bisa memastikan akomodasi terkelola. Pelatih dan pemain hanya fokus mengurus strategi dan pertandingan. Sekelas Shin Thae-yong saja mesti mengeluh soal nasi kotak. Kalau perempuan yang urus beginian, mungkin ceritanya beda.
Indonesia sebenarnya punya beberapa perempuan yang aktif di bidang sepakbola, bahkan sampai ke level manajer. Salah satu yang mungkin bisa dilirik untuk masa depan bagi Timnas adalah Esti Puji Lestari. Wanita cantik ini sekarang general manajer tim Qingdao Red Lions FC, klub yang berlaga di Liga China, sejak Mei 2021 lalu. Sebelum ke Tiongkok, Esti adalah presiden klub Persijab Jepara.
Saat di Jepara, istri dari Carlos Raul Sciucatti, pesepakbola Argentina yang sempat bermain di Indonesia itu membeli saham Persijap. Ia lalu merombak total susunan manajemen timnya. Esti pun tak ragu mengeluarkan kocek pribadi untuk belajar ke tim raksasa Eropa yakni Atletico Madrid. Ia jua pernah mengundang mantan pemain Chelsea, Khalid Boulahrouz untuk membagikan pengalaman dan membangkitkan semangat tim senior dan junior Persijap.
Di Bojonegoro, ada sosok perempuan bernama Sally Atyasasmi. Ia kini menjabat sebagai manajer Persibo, Bojonegero. Sehari-hari, wanita cantik ini bekerja sebagai anggota DPRD di daerahnya. Sally kini sedang berusaha membawa timnya, dari kasta Liga 3 naik ke Liga 2 Indonesia. Indonesia juga pernah punya seorang Ratu Tisha. Perempuan ini kurang lebih 3 tahun, sejak 2017 hingga 2020 menjadi Sekjend PSSI. Itu dikenal punya jejaring yang baik, energik dan sangat menguasai sepakbola.
Sepakbola yang penuh rivalitas kuat, keras dan sering diidentikkan dengan dunia laki-laki, sejatinya sudah sangat terbuka untuk perempuan. Hanya saja, sulit ditemukan yang levelnya setara seperti Madame Pang, soal kecintaan dan kemauannya berkorban demi sepakbola. Saya berkhayal, Garuda Muda yang kini berisi anak-anak muda yang mendadak jadi idola kaum hawa karena goodloking, dipimpin juga seorang wanita. Pasti seru.
Gemuruh media sosial belakangan ini melihat penampilan Pratama Arhan dkk, justru datang dari para wanita. Mereka terkagum-kagum pada pasukan Shin Thae yong yang keren. Ada Nadeo yang mirip Kepa di Chelsea, lalu Witan, Elkan, Erza, Egy. Istilah gadis-gadis itu adalah terWitan-witan, terEgy-egy, terNade-Nadeo. Lalu siapa perempuan Indonesia yang bisa jadi manajer seperti Madame Pang? Mama Gigi kayaknya cocok....!
(#AMR, Penyuka Kopi)
Jelang menghadapi Vietnam di babak semifinal kemarin, manajer timnas Thailand mengadakan semacam acara undian untuk memotivasi skuadnya.
— Extra Time Indonesia (@idextratime) December 29, 2021
Di acara itu ia bagi-bagi hadiah mewah seperti iPhone 13, jam Rolex, tas Hermes, Dior dll.
Hasilnya ya Thailand menang-menang aja tuh.. 😎 pic.twitter.com/wNdL4aRpqa