Di Balik BuzzeRp Serang Anies dan di Akuisisinya Zyrex Oleh Luhut

[PORTAL-ISLAM.ID]  Pengadaan laptop merah putih sontak menjadi perhatian khalayak ramai. Bukan hanya karena nominalnya yang luar biasa, yaitu negara keluar duit Rp17 Triliun di saat pandemi. Atau harga dan speknya yang dinilai tidak wajar.

Tapi lebih kepada dalang dan skenario di balik kebijakan aneh tersebut. 

Sebuah utas di twitter yang membongkar kongkalikong laptop merah putih seketika viral. Yang selama ini coba ditutupi oleh keributan soal kelebihan bayar di DKI Jakarta. Silahkan simak utas berikut :

Ribut soal kelebihan bayar, lupa soal kecurangan bisnis didepan mata

Curang, Luhut Aquisisi Zyrex!

Group usaha milik LBP sudah beli saham Zyrex, sebanyak 51%.  Kurang tahu belinya di mana, di bursa atau langsung. Menurut infonya, Zyrex sudah memperoleh kontrak Rp 700 Miliar, pengadaan komputer laptop siswa-siswa nya Nadiem Makarim, Men Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi.

Luar biasa Mendikbudristek era Jokowi periode ke-2 itu. Tp lebih luar biasa lg tentu Jenderal gaek LBP.  Sebelumnya, Zyrex belum masuk produsen komputer yang memenuhi kandungan dalam negeri. Artinya, produksinya kurang dari 25% kandungan dlm negeri, atau lebih dari 75% impor

Sampai pekan lalu, baru lima perusahaan komputer yang masuk. Mendadak Axio dkk terlempar dari persaingan. Yang hebat Zyrex, begitu sahamnya dibeli Luhut, langsung Zyrex dinyatakan oleh “surat elektronik” Nadiem masuk, memenuhi syarat. Sakti bener.

Tampaknya terhadap Luhut, Nadiem takut dan jeri juga. Walau sudah dibeckingi Madame Bansos, Madame Megawati. 

Pada galibnya proyek pengadaan komputer laptop ini adalah untuk bagi-bagi di wilayah Madame Bansos

Luhut adlh kompetitor. Ia br ikut blakangan & bsuara keras ttg laptop buatan dlm negeri. Tp ia dpt duluan dg mengakuisisi Zyrex. Luar bysa tricky macan tua dr Laguboti ini. Mana KPPU? Praktek Luhut haram scr hukum ekonomi. Luhut, jujur sj susah, ga diajari di Laguboti. Haram itu!

Pengadaan laptop tadi sesungguhnya ialah Chrome Book, lebih kecil daripada Laptop, selebar buku. Cocoklah utk siswa karena processornya core 2

Model Core to duo adalah model tahun 2000 dari Intel. Pemerintah mau beli 140.000 unit (duh sedang lupa saya, kena faktor u). Atau sekitar Rp 12,7 T untuk digunakan siswa daring. Saya ulangi, Rp 12,7 Triliun. Biar jelas.

Lama sekali perubahan pembangunan pendidikan Indonesia. Saya dan teman-teman dulu mengajukan daring sekolah 17 tahun lalu ke Menristek Hatta Rajasa. Daringnya masih pakai teknologi radio link dan modem to modem. Tak ada beritanya. Sampai kabinet berganti. Sampai rezim berubah.

Sesungguhnya, spek  laptop itu Rp 3 Juta. Tapi dimark up Rp 10 juta. Ganas korupnya Nadiem, anak bau kencur yang kini ditunjuk jadi menteri itu. Bermodalkan gojek, Nadiem membangun citra diri sebagai anak muda sukses.

Bikin Jokowi terkagum-kagum. Padahal soal laptop itu, kalau beli ke pabriknya di China sana cuma Rp 1,8 juta. Jadi, untung besar LBP karena punya banyak China.

Tak ada dari produk laptop yang tak mampu diproduksi oleh Tangerang, saat ini. Kecuali laptop produk tertutup seperti Apple. Coba saja kita bedah komponen motherboard, kecuali processor, semuanya dapat diproduksi oleh Tangerang.

Maksud saya, pabrikan di Tangerang. Jadi karena program daring Dikbud, mestinya pakai produksi Tangerang saja. Sebab, pembelian barang yang sustainable. Tapi jangan curang kayak LBP. Ngomong content dalam negeri ujungnya aquisisi Zyrex.

Mending Menperin rekomendasikan Asustech Master (Asus) yang sedang Senin Kamis untuk memproduksi Laptop harga standar. Kasihan juga Asus. Agennya pun sudah bangkrut. Padahal Asus produk kuat dan canggih. Sayang tidak punya backing.

Berharap @KPK_RI menelusuri kasus ini? Wani piro? 🤣🤣

Dijabarkan oleh:

Djoko Edhi Abdurahman
 (Advokat, Wasekjen DPP KAI, Wasek LPBH PBNU, mantan Komisi III DPR).
Baca juga :