Sindir-Menyindir Ala Mahasiswa, Targetnya Apa Ya? Kenapa Tidak Didesak Mundur Aja Kalau Jokowi Memang Gak Becus?

SINDIR-MENYINDIR ALA MAHASISWA, TARGETNYA APA YA...?

Setelah kemarin ramai dari BEM UI mencuitkan "The King Of Lip Service", kemudian muncul gelar Presiden Orde (Paling) Baru dari UGM, sekarang menyusul Mahasiswa Universitas Udayana "ikut latah" memberikan gelar The Guardian Of Oligarch.

Kalau saya baca, semua alasannya sangat bagus. Menyorot ketidak mampuan Pak Jokowi, ketidak sesuaian ucapan dengan perbuatan, diangkap ingkar janji dan lain sebagainya.

Pertanyaan saya:

Kalau demikian, kenapa cuma kasih gelar? 

Kalau memang Pak Jokowi sebagai Presiden dianggap "Pembohong", tidak sesuai omongan dengan kenyataan, diyakini sebagai Penjaga Oligarki, kenapa tidak didesak mundur?

Kenapa Mahasiswa cuma berani main sindir-sindiran kayak Remaja ABG perempuan baru dapat menstruasi?

Seharusnya para Mahasiswa sekarang malu kepada Emak-emak di Media Sosial. Dengan kondisi Politik dan Ekonomi yang carut-marut seperti sekarang, emak-emak lebih berani menyuarakan agar Pak Jokowi mengundurkan diri.

Sekali lagi, sindir-menyindir dari Para Mahasiswa sekarang, tujuannya apa? Muaranya mau kemana? 

Apa berharap diundang makan siang ke Istana? 

Atau kelak setelah lulus, bingung cari uang, terjun ke Politik seperti FM, bekas Ketua BEM UI itu, putar haluan dan ya, setelah jilat sana-sini, dapatlah jadi Staf Khusus Menteri.

Seharusnya lebih terus terang aja. Kalau niatnya mau tambah uang jajan, kan bisa kita bicarakan. Tidak perlu sindir sana-sini lewat cuitan.

Saya sih tidak berharap kalau Mahasiswa sekarang masih berani Turun ke Jalan. Dengan kondisi Mahasiswa sekarang yang saya yakin mayoritas sudah menggunakan "Skin Care" dan pelembab wajah, tentu saja kemungkinan itu berlebihan.

Tapi paling tidak, kalau berbicara apalagi mengatasnamakan Badan Eksekutifnya, harus jelas tuntutan dan tujuannya.

Saya jadi teringat, ketika beberapa tahun yang lalu. Saya lagi di Jakarta. Mahasiswa sedang ramai Demo menolak RUU KUHP dan RUU Revisi KPK. 

Saya bertemu segerombolan Mahasiswa. Saya cari ketua aksinya. Saya sengaja wawancara. Apa tujuan Demo mereka.

Si Mahasiswa dengan bersemangat menyatakan penolakan atas kedua RUU yang katanya sangat merugikan rakyat. Apalagi RUU Revisi KPK. Bisa melemahkan KPK dan menguntungkan para Koruptor.

Saya jelaskan ke si Mahasiswa, dengan kondisi Politik sekarang, dimana mayoritas DPR RI adalah pengusung Penguasa. Dan 6 anggota Pengusul Revisi UU KPK adalah bagian dari Pemerintah. Kenapa tidak sekalian menuntut Pemerintah dibubarkan?

Saya akan kutip kata-kata si Perwakilan Mahasiswa tersebut: Pak Jokowi adalah orang baik. Hanya saja beliau dikelilingi oleh orang-orang yang tidak baik....

Saya langsung stop wawancaranya. Betapa mirisnya logika dan cara berpikir Mahasiswa kita sekarang.

Ok, anggap saja pernyataan si Mahasiswa betul (jujur saya ragu). Anggap saja Pak Jokowi orang baik. Hanya saja beliau dikelilingi orang-orang atau Politikus yang tidak baik. Makanya terpaksa tunduk ke tekanan sekelilingnya.

Artinya apa? Ya Pak Jokowi sebagai orang baik tapi TIDAK MAMPU melawan tekanan orang-orang tidak baik di sekelilingnya.

Mosok kita punya Presiden yang bertanggung jawab terhadap 260 juta rakyat tapi tidak berdaya menghadapi orang-orang tidak baik di sekelilingnya?

Ya, bahaya toh!

Kita kembali ke Demo Mahasiswa saat itu. Demonya sangat besar-besaran. Hampir semua Mahasiswa di seputaran Jabodetabek ikut turun ke jalan.

Hasilnya, ya ngga ada. Kebanyakan cuma mau ramai-ramai buat foto selfie.

Maksud saya, ya sudahlah. Kalau era Mahasiswa sebagai kekuatan generasi muda terdidik yang ditakutkan Penguasa sudah selesai, kita mau bilang apa?

Belajar yang bagus aja. Sudah. Belajar yang benar. Nanti tamat tinggal kerja di Perusahaan-perusahaan Asing yang mengelola tambang dan kekayaan bangsa kita. 

Kalau kemampuan tidak seberapa. Belajar sama FM, siapa tahu gagal jadi Anggota Dewan bisa jadi Tukang Angkat Koper Menteri. Tapi syaratnya minimal kamu harus jadi Ketua BEM lo...

(By Azwar Siregar)

Baca juga :