Brigade Al-Qassam Galang Donasi via Bitcoin, Israel Ketar-ketir

[PORTAL-ISLAM.ID]  GAZA - Sayap Militer Hamas Brigade Izzudin Al-Qassam, Rabu (2/6/2021), menggalang donasi untuk mendukung perlawanan Palestina pasca perang “Pedang Al-Quds”.

Dalam press rilisnya, Brigade Al-Qassam menyatakan, “Berjihadlah kalian dengan harta dan dirimu di jalan Allah, hal itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At-Taubah: 41)

Al-Qassam menambahkan, “Ayo berdonasi dukung perlawanan Palestina lewat link donasi mata uang Bitcoin ke alamat ini: fund.alqassam.ps.”

Informasi ini dirilis Al-Qassam pasca perang “Pedang Al-Quds”, dimana pihak perlawanan Palestina meraih banyak capaian besar, terutama gempuran ke jantung kota Israel menggunakan roket buatan lokal.

Sementara itu sumber keamanan Israel memaparkan kekhawatirannya ketika Hamas dan sayap militernya menggunakan mata uang Bitcoin untuk kepentingan pendanaan organisasi dan aktifitasnya.

Surat kabar Israel “Yediot Aharonot” menyebutkan, pihak keamanan Israel mengkhawatirkan keputusan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengubah jalur keuangannya menggunakan mata uang elektronik, yang disebutnya sebagai keputusan strategis.

Disebutkan bahwa Hamas sejak berdirinya mengarungi pertempuran spionase melawan intelijen Israel dalam upaya menyembunyikan kebijakan finansialnya, dengan pengelolaan financial yang cermat menggunakan banyak bank berbeda dan financial lainnya.

Pada Februari lalu, Brigade Al-Qassam mulai menggunakan mata uang elektronik untuk mendanai aktifitasnya dan menggalang donasi dengan mata uang ini.

Menurut surat kabar Israel, langkah ini menjadi tantangan bagi aparat keamanan Israel, kebijakan Al-Qassam menggunakan mata uang ini, menyulitkan penelusuran operasional mata uang ini.

Alasan utama yang dilakukan Hamas untuk mengubah metode kerja untuk menyesatkan intelijen zionis dan internasional seputar jalur financial Al-Qassam.

Menurut surat kabar Israel, langkah Hamas dan Al-Qassam menggunakan metode ini, membuat pihak Israel kesulitan menelusuri sumber finansialnya, karena alamat Bitcoin tak mencakup rincian pengenalan terhadap pemiliknya, dan setiap kali terjadi transaksi keuangan baru, di sana ada alamat baru, sehingga pengguna bisa membuat ribuan alamat lainnya. (PIP)

Baca juga :