1 Syawal = Nol Kilometer

Nol Kilometer 

Kita tentu pernah mengalami kegagalan. Dalam berbagai hal. Gagal dalam studi, gagal dalam proyek, gagal dalam rumah tangga dan sebagainya. 

Ketika kita menyadari kegagalan tersebut, kita berharap seandainya kita punya kesempatan kedua (second chance) untuk memulai semuanya dari nol kembali. Kalau kesempatan itu ada, kita bertekad untuk lebih berhati-hati, lebih waspada dan bertindak dengan penuh perhitungan. 

Pernahkah Anda iri pada seorang bayi? Ia baru akan memulai kehidupan. Masih bersih. Suci. 
Ah, andaikan saya kembali menjadi bayi lagi dan mengulang semuanya dari nol, tentu saya akan menorehkan dalam hidup saya sesuatu yang lebih baik dari yang sekarang saya torehkan. 

Sebenarnya kita tidak perlu berandai untuk menjadi bayi lagi. Kesempatan itu ada. Bukan hanya sekali. Setiap tahun. Syaratnya? 

من صام رمضان إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه (رواه النسائي) 

"Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, ia keluar dari dosa-dosanya seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya." 

Bahkan sebenarnya kita lebih beruntung dari bayi. Bayi tak pernah mengalami kesalahan dan kegagalan. Sementara kita pernah. Pengalaman itu bisa kita jadikan sebagai modal dan bekal untuk memperbaiki diri pada kesempatan kedua yang diberikan ini. 

1 Syawal = Nol Kilometer. 

Mari memulai kembali semuanya dari sesuatu yang positif.
Mari menulis kembali lembaran hari-hari kita dengan prestasi-prestasi.
Jangan sia-siakan kesempatan kedua (bahkan yang kesekian kali) ini. 

Ingat pesan seorang tokoh : 

من كانت بدايته محرقة كانت نهايته مشرقة 

"Siapa yang starnya membakar, endingnya bersinar." 

تقبل الله منا ومنكم 
أعاد الله علينا رمضان سنين عديدة وأعواما مديدة

(Ustadz Yendri Junaidi)

Baca juga :