Masuk Islam Seorang Profesor Al Kitab Dari Universitas Havard

[PORTAL-ISLAM.ID] Jerald Dirks sebelumnya adalah seorang profesor studi Alkitab dari Universitas Havard yang dinobatkan sebagai Ketua Dewan Gereja Metodis.

Dibesarkan di lingkungan masyarakat penganut kepercayaan Kristen Metodis. 

"Dimasa kecil saya adalah mendengar suara lonceng gereja sebagai panggilan sembayang pada pagi hari Minggu, di sebuah kota kecil dan terpencil tempat saya dibesarkan. Gereja Methodis itu sudah tua, banggunannya dibuat dari kayu, dilengkapi dengan menara yang diatasnya terdapat lonceng gereja. Jaraknya cuma dua blok dari rumah. Ketika lonceng gereja berbunyi, kami sekeluarga berangkat ke gereja untuk mengikuti sembahyang setiap hari Minggu," kenang Dirks dimasa kecilnya.

Tidak hanya dalam urusan kebaktian saja, tetapi juga dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Gereja Kristen Methodis, seluruh anggota keluarga ini turut terlibat secara aktif. Di masa kanak kanak Jerald sudah diikutsertakan dalam kegiatan gereja. Salah satunya adalah mengikuti sekolah khusus selama dua pekan yang diadakan oleh pihak gereja setiap bulan Juni. Selama masih mengikuti sekolah khusus, para peserta mendapat pengajaran mengenai Bibel.

Keikutsertaan dalam kegiatan gereja selama delapan tahun Jerald mulai merasa terpanggil untuk menjadi pastor dan mulai memusatkan perhatiannya untuk mengabdi pada gereja.

Jerald mulai aktif dalam organisasi Methodist Youth Fellowship, yang mengantarnya menjadi salah satu pengurus konferen dan ketua distrik. "Saya juga menjadi penceramah tetap dalam acara tahunan Youth Sunday," kata Jerald.

Di Harvard dia digelar “Hollis Scholar” kerana Dirks menjadi salah satu calon mahasiswa teologi yang selalu diperhatikan di akademinya. Dia lalu menjadi pastor muda di United Methodist Church, dan tidak berapa lama kemudian mendapat lesensi sebagai pastor dari gereja tersebut.

Dirks lulus dari Harvard College tahun 1971. Lalu dia mendaftarkan diri ke Harvard Divinity School dan mendapat gelaran Master of Divinity pada tahun 1974, setelah sebelumnya ditahbiskan masuk dalam jajaran United Methodist Church.

Selama menyelesaikan pendidikan seminarnya, Dirks juga menyelesaikan program pendidikan untuk menjadi paderi di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston. Setelah itu, ia bertugas sebagai pastor di dua gereja United Methodist di daerah terpencil di Kansas, selama beberapa tahun.

Jerald Dirks menceritakan persentuhannya dengan Islam melalui tetangganya yang muslim, Jamal.

"Kami mendapat undangan makan dari tetangga kami ke rumahnya. Kami mengobrol santai, kadang kami berbicara tentang masalah-masalah seperti konstruksi buatan dari Alkitab dari berbagai sumber independen sebelumnya, dan kami tidak membahas secara mendalam tentang agama."

"Reaksi awal saya adalah kewajiban seorang Muslim untuk menjadi tetangga yang baik, dan merupakan kewajiban seorang Muslim untuk bersedia berdiskusi tentang Islam dengan orang lain. Karena itu, saya menerima undangan untuk malam berikutnya."

"Jamal mengunjungi rumah kami, dan menawarkan untuk melakukan beberapa terjemahan untuk kami, dan untuk membantu membimbing kami melalui sejarah kuda arab di timur tengah. Sebelum Jamal meninggalkannya sore hari, dia bertanya apakah dia boleh: menggunakan kamar mandi dan meminjam selembar koran untuk digunakan sebagai sajadah, sebelum meninggalkan rumah kami tentu saja kami bertanya-tanya apakah yang dia lakukan diatas koran? Tanpa kami sadari, Jamal telah melakukan dengan sangat indah dalam berdakwa. Dia tidak berkomentar tentang fakta bahwa kami bukan Muslim, dan dia tidak memberitakan apapun kepada kami keyakinan agamanya. Dia hanya memberi kita teladannya, sebuah contoh dalam gerakan sholatnya."

Jerald Dirks melanjutkan ceritanya...

Selepas dari itu hubungan kami semakin dekat. Kunjungan-kunjungan Jamal tidak pernah menjelaskan pada ku tentang Islam, tidak pernah mempertanyakan saya tentang keyakinan atau keyakinan agama saya sendiri, dan tidak pernah secara lisan menyarankan agar saya masuk Islam.

Seiring waktu berjalan hubungan kami jauh lebih akrab dibanding sebelumnya. Jamal memperkenalkan keluarganya kepada kami. Diantaranya keluarga Wael dan keluarga Khalid. Dan secara kontinyu, ia melakukan interaksi sehari-hari dengan komunitas keluarga Arab Amerika ini. Dari interaksi tersebut, Jerald mendapatkan sesuatu ajaran dalam Islam yang selama ini tidak ia temui manakalan berinteraksi dengan komunitas masyarakat Kristen, yakni rasa persaudaraan dan toleransi.

Pada bulan Desember, saya mulai membaca buku tentang Islam termasuk juga biografi Nabi Muahammad saw.

Sebuah Pertanyaan

Pada saat ia berada di sebuah pusat ibukota, seseorag lelaki tua datang menghampirinya seraya mengucapkan, Salam Alaikum dan mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman, serta melontarkan pertanyaan apakah iaseorang Muslim? Sapaan salam dalam ajaran Islam itu membuatnya kaget. Di sisi lain, karena kendala bahasa, ia bingung harus menjelaskan dengan cara apa ke orang tua tersebut bahwa ia bukan seorang Muslim. Terlebih lagi teman yang bersamanya juga tidak mengerti bahasa Arab.

Saat itu Jerald merasa dirinya tengah terjebak dalam situasi yang sulit diungkapkan. Pilihan yang ada dihadapannya saat itu hanya dua, yakni berkata Na'am yang artinya iya atau berkata Laa yang berarti tidak. Hanya ia yang bisa menentukan pilihan tersebut, sekarang atau tidak sama sekali.

Setelah berpikir agak lama dan memohon petunjuk dari Allah, Jerald pun menjawabnya dengan perkataan Na'am. Sejak peristiwa tersebut, ia resmi menyatakan diri masuk Islam. Beruntung hidayah tersebut juga datang lepada istrinya di saat bersamaan. Sang istri yang kala itu berusia 33 tahun juga menyatakan diri sebagai seorang Muslimah.

Bahkan tidak lama berselang setelah kepulangannya ke Amerika, salah seorang tetangganya yang juga merupakan seorang pendeta mendatangi kediamannya dan menyatakan ketertarikannya tehadap ajaran Islam. Dihadapannya, tetangganya yang telah berhenti menjadi pendeta Metodis ini pun berikrar masuk Islam.

Kini hari-hari Jerald dihabiskan untuk kegiatan menulis dan memberikan ceramah tentang Islam dan hubungan antara Islam dan Kristen. Bahkan ia juga kerap diundang sebagai bintang tamu dalam program Islam di televisi di banyak negara.

Salah satu hasil karyanya yang menjadi best seller adalah "The Cross and the Crescent: An Interfaith Dialogue between Christianity and Islam". Selain itu ia juga menulis lebih dari 60 artikel tentang ilmu perilaku, dan lebih dari 150 artikel tentang kuda Arab dan sejarahnya. (sumber: link)

[VIDEO]
Baca juga :