[PORTAL-ISLAM.ID] Abu Hurairah merupakan sahabat Nabi yang dikenal paling banyak meriwayatkan hadis dibanding sahabat-sahabat lainnya.
Sebelum menjadi periwayat hadis, Abu adalah anak yatim, miskin, dan seorang buruh di keluarga Busrah binti Ghazwan yang upahnya hanya berupa makanan pengganjal perut.
Pada tahun ke-7 H ketika Rasulullah berada di Khaibar, Abu datang kepada beliau supaya membimbingnya masuk Islam.
Bahkan saat itu nama Abu masih Abdu Syams yang merupakan nama jahiliyah. Kemudian Rasul menggantinya menjadi Abdurrahman.
Sosok Abdurrahman disebut sangat menyayangi binatang dan dirinya memiliki kucing betina yang dirawat dengan istimewa.
Karena kucing peliharaan itu sangat setia mendampingi, ia kerap dipanggil dengan sebutan Abu Hurairah sampai dikenal banyak orang.
Semenjak memeluk Islam, Abu menyadari bahwa dirinya bukan dari golongan sahabat Nabi yang masuk Islam pada periode awal, sehingga merasa perlu untuk mengejar ketertinggalan ilmu.
Abu memiliki kelebihan dalam mengingat serta menghafal banyak hal yang diberikan Allah. Ingatan kuat yang dimiliki Abu ini dimanfaatkan oleh dirinya untuk merekam semua ilmu-ilmu dari Rasul, kemudian dilestarikan sebagai sebuah warisan hadis.
"Dengan demikian, ia menjadi salah satu dari orang-orang yang memikul tanggung jawab melestarikan warisan Rasulullah itu dan menyampaikan kepada para generasi berikutnya," tulis Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Abu Hurairah, Gudang Hafalan pada Masa Wahyu.
Tujuan Abu meriwayatkan hadis bukan semata-mata memperkaya ilmu bagi dirinya, melainkan untuk disampaikan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Selama empat tahun setelah masuk Islam, Abu tidak pernah sekalipun jauh dari Rasul hingga wafat dan ia termasuk orang paling setia mengikuti setiap majlis ilmu.
Di saat kaum Muhajirin sibuk berdagang di pasar dan kaum Anshar sibuk bertani, hanya Abu yang selalu hadir di majelis tersebut.
Suatu hari Nabi bersabda, "Siapa yang membentangkan selendangnya hingga akhir hadisku kemudian ia lipat kembali, maka ia tidak akan lupa sedikit pun dari yang ia dengar dariku."
Abu Hurairah berkata, "Aku pun membentangkan kain, lalu beliau bersabda kepadaku. Setelah itu aku lipat kembali. Demi Allah aku tidak lupa sedikit pun hadis yang kudengar dari beliau."
Apabila diurut secara terperinci, berikut ini sejumlah alasan yang membuat Abu Hurairah pantas menyandang gelar sebagai periwayat hadis.
- Abu Hurairah merupakan orang yang paling banyak menghabiskan waktu bersama Nabi daripada sahabat lainnya.
- Abu Hurairah mempunyai kelebihan yaitu ingatannya kuat, sehingga mampu menghafal semua hadis Rasul.
- Abu Hurairah tidak meriwayatkan hadis karena menginginkannya, tetapi menyebar hadis Nabi merupakan tanggung jawab agama serta hidupnya.
Abu juga berprinsip jika mengabaikan ajaran Nabi, sama dengan menyembunyikan kebaikan dan hal itu seperti perbuatan orang gegabah yang menanti balasan orang-orang gegabah.
"Sesungguhnya, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dan al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua makhluk yang dapat melaknati." (QS. Al-Baqarah:159)
Atas dasar itulah Abu Hurairah terus gencar menyebarluaskan hadis hingga tidak ada satu orang pun yang mampu menghalanginya untuk menyampaikan hadis-hadis tersebut.