[PORTAL-ISLAM.ID] Seseorang yang bicara agama, tidak ditanya dia lulusan mana atau muridnya syaikh siapa...
Tapi ditanya apa dalilnya, apa nashnya, apa argumen naqli atau aqlinya..
Karena memvalidasi pernyataan seseorang benar atau salah dengan parameter bahwa dia alumni pesantren ini atau dia murid syaikh itu merupakan sesat pikir dan cacat logika..
1. Pesantren hanyalah dinding batu dan bata yang diplester, tidak menggaransi setiap alumni pesantren memiliki kompetensi yang diharapkan, tetapi kesungguhan, keuletan, kecerdasan, telaah dan murojaah dan pastinya hidayah dari Allah yang akan membentuk seseorang.
2. Membatasi menerima kebenaran atau hikmah hanya dari alumni pesantren atau murid syaikh fulan, merupakan wujud buruk sangka pada Allah, yang mengira Allah membagi rahmatNya dan IlmuNya hanya pada alumni pesantren dan murid syaikh Fulan.
3. Ribuan orang masuk pesantren tiap tahun, dan ribuan pula yang lulus tapi yang berhasil dan bisa menjadi Lentera dakwah Islam di masyarakat kadang tak lebih dari 10% saja.
4. Apabila seseorang mengatakan 2 + 2 = 4, maka dia telah mengatakan jumlah yang benar yang pasti akan divalidasi oleh semua Guru manapun,,tanpa perlu ditanya kamu sekolah mana dan diajari siapa,. Poinnya, jika seseorang mengatakan sesuatu berdasarkan Dalil yang terang, Qur'an, Sunnah, Ijma' Qiyas maka tidak perlu lagi ditanya alumni mana dan diajari siapa.. karena dia telah berkata dan bersandar pada pondasi yang benar dalam beragama.
5. Di pesantren memang lebih fokus belajar Agama, tapi yang tidak dipesantren bukan berarti tidak belajar agama, kata kuncinya adalah belajar apa, bukan belajar dimana.
(By Aly Raihan El-Mishry)