TIDAK ADA HUBUNGANNYA
Saya dulu tidak kunjung paham. Saat orang bilang, 'Teroris itu tidak ada hubungannya dengan agama.' Saya protes dulu. Mana bisa. Teroris itu jelas ada hubungannya dengan agama. Lihat, itu yang nge-bom gereja, jelas dia yakin mati syahid. Bahkan pelaku yakin sekali masuk surga, dll, dsbgnya. Pun di agama2 lain, yang juga ada terorisnya, bahkan bisa melakukan genoside, itu juga pelakunya sering loh meyakini sedang perang suci, membela agamanya.
Saya tidak pernah paham. Dulu, saya pahamnya, agama ada hubungannya dengan tindak teroris. Hingga akhirnya saya menulis buku. Lantas buku2 itu diterbitkan, dibaca orang lain.
Novel 'Negeri Para Bedebah' misalnya. Dan suatu saat, ketika seminar di sebuah kampus, ada peserta yang bertanya begini, 'Tere Liye, novel Negeri Para Bedebah itu isinya banyak tentang trik dan tips jadi orang jahat, Thomas tokoh utama di sana membeberkan cara korupsi tingkat tinggi, intrik2, dll. Bagaimana kalau nanti pembaca buku itu meniru hal tersebut dan jadi penjahatnya? Apakah Anda tidak merasa bersalah?'
Wah, saya termangu. Satu, kok bisa lain sekali kesimpulannya. Buku itu ditulis agar orang2 mau peduli atas nasib bangsa ini. Mau jadi penegak kebenaran dan keadilan, kok malah ada yang terinspirasi jadi penjahat? Dua, sy akhirnya paham. Bahwa apapun di dunia ini, jika yang membacanya eror, keliru tafsir, salah terjemah, maka sebaik apapun pesannya, bisa jadi rusak di tangan orang tsb.
Agama misalnya. Di tangan orang yang keliru memahaminya, itu bisa jadi dasar untuk membantai siapapun yang beda keyakinan. Dan pelaku bisa yakin sekali masuk surga. Tapi opo iyo agama nyuruh jadi pembantai? Tidak. Karena melimpah ruah dalil2 justeru sebaliknya ttg menyayangi, menghormati, dll dsbgnya. Kasih sayang. Saya meyakini itu.
Nah, masalahnya, di dunia ini ada 7 milyar orang. Agama Islam misalnya, penganutnya 1 koma sekian milyar. Hanya gara2 10-20, 100-200 atau 1000-2000 orang salah tafsir, lantas dia jadi teroris, ndak bisa itu jadi kesimpulan bahwa agama Islam mengajarkan terorisme. Lah, itu yang 1 koma sekian milyar kan tidak?
Tidak bisa. Dan tidak akan pernah bisa. Pun semua agama begitu. Tidak bisa kristen dibilang agama teroris gara2 penembakan masjid di negara manalah. Budha agama teroris, Hindu agama teroris, dll, dsbgnya. Tidak ada hubungannya.
Karena kalau itu kesimpulan kamu, agama-lah yang membuat seseorang jadi teroris, maka kamu telah lompat kesimpulannya. Kamu membuat agama itu jadi tersangkanya. Repot ini. Masa' agama dijadikan biang kerok atas orang2 yg salah tafsir.
Saya saja, tidak mau novel Negeri Para Bedebah sy dituduh biang kerok sumber inspirasi penjahat. Kalau pembaca sy besok2 jadi penjahat, lantas dia bilang karena membaca novel tsb, ndak bisa. Sy tdk pernah menulis buku itu agar orang jadi penjahat. Apalagi agama yang berkali lipat lebih mulia dan lebih suci, diyakini datang dari Tuhan.
Lantas salah siapa?
Nah, kalau kamu benar2 mau nyari kambing hitamnya, maka jangan2, salah kita semua. Karena ketidakpedulian, karena kita tdk benar2 melaksanakan nasihat agama utk peduli, menyayangi sekitar. PUN KARENA kita tidak pernah mau menegakkan keadilan, kesejahteraan bersama, dll.
Teroris itu ayah kandungnya adalah ketidakadilan, ketidakpedulian, diskriminasi, saling menyalahkan, saling membenci. Itulah yang melahirkannya. Sungguh, jika dunia ini semua melaksanakan perintah agama sebenar2nya, tidak akan ada celah utk lahirnya terorisme. Jadi ayolah, berhenti menyalahkan agama. Karena duuh, kebiasaan menyalahkan inilah yang malah memicu kebencian, dll.
(By Tere Liye, penulis 'Negeri Para Bedebah')
*fb penulis - 31/03/2021
*Tidak ada hubungannya Saya dulu tidak kunjung paham. Saat orang bilang, 'Teroris itu tidak ada hubungannya dgn agama.'...
Dikirim oleh Tere Liye pada Selasa, 30 Maret 2021