[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyatakan setuju jika pembelajatan tatap muka (PTM) dibuka pada Juli 2021. Asalkan, positivity rate Covid-19 di bawah 5%.
“Saya setuju banget sekolah tatap muka dibuka Juli mendatang. Asalkan positivity rate kita di bawah 5 persen. Kalau bisa 3 persen, ya lebih bagus,” kata Zubairi di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
“Merem saya bilang setujunya,” imbuhnya.
Zubairi menuturkan, saat ini positivity rate Covid-19 Indonesia masih di atas 10%. Dia berharap positivity rate Covid-19 bisa di bawah 5%.
“Apakah Indonesia bisa di bawah 5 persen? Saya tak begitu yakin, tapi tetap berharap bisa. Bismillah,” ujarnya.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tidak setuju jika penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) yang terlalu lama. Menurutnya, PJJ dinilai dapat memicu siswa berhenti sekolah dan mendongkrak angka pernikahan dini.
“Hasil pengawasan KPAI menunjuk kan bahwa PJJ akibat pandemi berpotensi kuat meningkatnya angka putus sekolah dan pernikahan anak,” kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, terdapat sekitar 34.000 permohonan dispensasi kawin sepanjang Januari-Juni 2020. Dari jumlah tersebut, 97 persen dikabulkan dan 60 persen yang mengajukan adalah anak di bawah 18 tahun.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Miftahul Akhyar mengatakan, bahwa pernikahan bukan sekadar memenuhi syarat-syarat administratif saja. Menurutnya, Islam tidak membatasi usia perkawinan, tetapi ada penekanan kedewasaan dan tujuan keharmonisan.
“Orang bisa mencapai ketenangan jiwa adalah orang yang dewasa, pintar, cerdas, dan bertanggung jawab. Kedewasaan, bertanggungjawab itu bisa didapatkan siapapun selama dia memiliki kemampuan dan pemahaman yang benar,” punkasnya. (der/fin)