Fahri Hamzah 'Kuliahi' Dua Kubu Demokrat dan Istana

[PORTAL-ISLAM.ID]  Di acara perdana Catatan Demokrasi TVOne, Selasa (16/3/2021), Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menegaskan bahwa nilai demokrasi jangan rusak hanya karena konflik internal partai. 

Dalam edisi perdana bertema “Prahara Partai Demokrat, Siapa yang Akan Menang?” Fahri Hamzah mendorong konflik yang menjadi peristiwa harian dalam demokrasi diselesaikan dengan dewasa.
 
Fahri Hamzah mengisahkan saat terjadi perbedaan pendapat di internal PKS kemudian ia memilih untuk menempuh jalur hukum dan memenangkannya di semua tingkat peradilan. “Argumen yang diajukan ketika memecat saya waktu itu adalah karena saya sering berbeda pendapat, mengkritik, padahal itu bagian dari tugas saya (sebagai anggota DPR, red.),” kata Fahri Hamzah.

Berdasarkan dinamika politik seperti itulah kemudian Fahri Hamzah mengajukan saran kepada dua kubu yang bertikai. “Dalam pemahaman sejarah saya, kudeta akan melahirkan kudeta,” kata Fahri ke arah Jhoni Alen. 
 
Sementara ke kubu Agus Harimurti Yudhoyono, Fahri mendorong agar AHY bisa bertarung dalam proses hukum dalam demokrasi yang dinilainya lumrah. “AHY mesti menjadikan konflik ini sebagai panggung untuk membesarkan kapasitas diri dan namanya,” kata Fahri ke arah Jansen Sitandaon (wakil PD kubu AHY).

Tak luput, Fahri Hamzah melalui Ali Mochtar Ngabalin meminta Presiden Jokowi tidak larut dalam konflik antar kubu partai politik, apalagi masalah internal. Meski begitu Fahri tak menampik kultur Indonesia yang biasanya menyeret figur “bapak” – dalam hal ini Presiden Joko Widodo – jika terdapat konflik atau pertikaian, sebagai juru tengah.
 
Acara yang digadang sebagai pengganti Indonesia Lawyers Club itu menghadirkan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, Sekjen Partai Demokrat kubu KLB Jhoni Alen Marbun dan juga Jansen Sitandaon Wakil Sekjen Partai Demokrat kubu AHY. Mantan Wapres Jusuf Kalla juga tampil secara daring.

Selengkapnya video:

Baca juga :